Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Nilai tukar rupiah ditutup dengan menguat tipis di level 14.080/dolar Amerika Serikat (AS) dari pembukaan 14.094/dolar AS. Penguatan rupiah seiring dengan pelemahan dolar AS terhadap mayoritas mata uang global lainnya. Aksi jual yang terjadi di pasar uang AS disinyalir berasal dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell bahwa perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global kian menunjukkan ketidakpastian.
Pernyataan itu membuat pelaku pasar uang mengalihkan investasinya pada investasi lain yang lebih menguntungkan seperti saham maupun emas yang hari ini mengalami penguatan yang cukup tinggi.
"Pernyataan Jerome Powell kembali memberikan peluang adanya pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Juli ini. Adanya peluang pelonggaran suku bunga ini memberikan sinyal yang baik bagi pergerakan saham di berbagai sektor terutama sektor properti. Dimana pelonggaran suku bunga ini akan membantu pengembang properti dalam pengolaan dananya," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (11/7/2019).
Selain faktor eksternal, Gunawan memperkirakan penguatan rupiah terjadi seiring dengan komitmen Bank Indonesia (BI) dan pemerintah dalam menciptakan pasar uang yang lebih menarik dan likuid sehingga semakin hari, investor baik domestik dan asing dapat terus bertambah.
Disisi lain, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak stabil di level 6.417. Pergerakan IHSG hari ini sejalan dengan pergerakan saham di bursa global meskipun penguatan IHSG cenderung lebih tipis yakni 0,1% dibandingkan bursa saham lainnya. Pergerakan saham di bursa global mayoritasnya mengalami kenaikan dimana Dow Jones naik 0,286%, Hangseng naik 0,805%, Nikkei naik 0,511%, Korea naik 1%, Nikkei naik 0,5% dan STI naik 0,4%.
"Namun IHSG masih akan merespon laporan keuangan emiten di semester I tahun ini. Tentu laporan keuangan emiten diharapkan mampu mendorong penguatan IHSG," katanya.