Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Hari ini, Sabtu, 20 Juli 2019, DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut) menggelar konferensi daerah (Konferda) di Hotel Santika Dyandra Medan Siapakah gerangan ketua terpilih? Ternyata tiga nama pengurus terpilih, ketua, sekretaris dan bendahara, sudah tertera di dalam amplop yang (akan) dibacakan oleh pengurus DPP PDIP.
"Jadi.....tidak ada pemilihan lagi, tinggal ketok palu. Oleh DPP sudah diterapkan siapa ketua, sekretaris dan bendahara terpilih. Begitu amplop dibuka, lalu dibacakan," ungkap Japorman Saragih, Ketua DPD PDIP Sumut, beberapa hari lalu.
Syahdan, ada beberapa nama yang dijagokan untuk ketua DPD. Ada nama Japorman, Djarot Syaiful Hidayat, Trimedya, Mangapul Purba, Sutarto, Baskami Ginting dan sebagainya.
Tampaknya tidak seperti Pemilu, yang berprinsip one man one vote. Dalam hal konferda PDIP yang mempunyai 33 DPC di Sumut, maka logikanya, satu cabang satu suara. Di mana-mana, praktek demokrasi memang macam itu.
Namun ternyata PDIP punya cara tersendiri. Pemilihan Ketua DPC (juga DPD) tertuang dalam PP No. 28 Tahun 2019. Disebutkan, sturuktur organisasi seperti PAC dan DPC boleh mengusulkan sejumlah nama pengurus, namun kemudian dibawa ke DPP untuk dipertimbangkan.
Bahkan, pada pasal 44 Peraturan PDIP nomor 28 tahun 2019 itu ditetapkan DPP PDIP berwenang bisa memutuskan calon-calon ketua DPC dan DPD di luar yang diusulkan DPC dan DPD.
Jadi, kira-kira proses demokrasinya diawali dengan bottom up, kemudian berakhir dengan top down.
Proses seperti itu pulalah yang terjadi dalam Koferensi Cabang (Konfercab) PDIP di Sumut yang berlangsung serentak, Sabtu 13 Juli lalu. Kala itu, dalam Konfercab serentak zona III PDIP se Sumut,Sabtu (13/7) di Asrama Haji Rantauprapat, nama-nama pengurus terpilih telah dibacakan oleh Ketua DPP PDIP Trimedya Penjaitan.
Hal yang sama juga terjadi dalam Konfercab se Kepulauan Nias. Termasuk di Zona I dan II PDIP se Sumut.
Namun proses demokrasi seperti itu sempat menuai polemik dalam Konfercab PDIP Surabaya di Empire Palace Surabaya, Minggu (7/7/2019).Kala itu, DPP PDIP menugasi Adi Sutarwijono untuk memimpin DPC PDIP Kota Surabaya selama lima tahun ke depan.
Permasalahan muncul karena nama yang keluar berbeda dengan hasil rekomendasi melalui Musyawarah Cabang di tingkat Kota Surabaya yang mengusulkan nama Whisnu Sakti, Anugrah Ariyadi.
Apa boleh buat, konfercab PDIP Surabaya sempat deadlock karena adanya surat keberatan dari beberapa PAC DPC PDIP Kota Surabaya.
Syahdan, DPP PDIP meminta kisruh Konfercab Surabaya iu sudah harus selesai sebelum Konferda PDIP Jawa Timur pada 27 Juli. Atau selambatnya sebelum Munas PDIP di Bali pada Agustus 2019.