Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tulungagung - Puluhan umat Hindu di Tulungagung menggelar upacara Hari Raya Galungan. Acara tersebut berlangsung di Pura Jagad Tulungurip di Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu.
Prosesi upacara berlangsung hikmat. Mulai dari puji-pujian hingga sembahyang. Upacara Galungan tersebut dihadiri langsung Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur, Nyoman Anom Widhiana.
"Kami umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan satu paket ini. Pengertian Galungan adalah kemenangan kebaikan melawan hal yang tidak baik. Ada hal-hal yang kita miliki kurang baik, itulah kita berusaha mengendalikannya," kata Ketua PHDI Jawa Timur, Nyoman Anom Widhiana, Rabu (24/7/2019) petang.
Menurutnya, esensi dari Galungan yakni mengalahkan musuh yang kurang baik yang ada di diri masing-masing individu. Prosesi Galungan sendiri dirayakan Umat Hindu setiap 210 hari sekali atau tujuh bulan sekali dalam penanggalan masehi atau enam bulan pawukon.
Upacara Galungan di TulungagungUpacara Galungan di Tulungagung Foto: Adhar Muttaqin
"Wukunya itu kalau Bali Dungulan, kalau Jawa wukunya Galungan, sama saja. Dungul atau Galung artinya sama saja yakni bergelut atau berperang melawan yang tidak baik," ujarnya.
Nyoman menambahkan, momen Galungan adalah turunnya para dewa dan leluhur ke bumi. Sedangkan 10 hari setelahnya, umat Hindu akan merayakan Kuningan atau kembalinya para dewa dan leluhur ke kahyangan. Pada saat Kuningan, umat Hindu juga akan melakukan upacara di pura masing-masing.
Upacara Galungan di Tulungagung dilakukan di beberapa tempat. Namun salah satu pusatnya berada di Pura Jagad Tulungurip di Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu. Di Tulunggagung ada sekitar 400 lebih umat Hindu yang tersebar di seluruh kecamatan. dtc