Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Warren Buffett sejak remaja sudah menjadi “anak koran.” Saat masih di SMA, dia mendapatkan uang dengan mengantar koran. Ia pernah menjadi loper koran Washington Post. Bahkan, Berkshire Hathaway –perusahaan miliknya setelah sukses—pernah memiliki beberapa koran, termasuk di kota kelahirannya, Omaha World-Herald.
Siapa sangka jika Buffett lahir di Omaha, Nebsraska, AS pada 30 Agustus 1930 itu, menjadi investor tersukses di dunia. Buffett adalah komisaris, direktur utama, dan pemegang saham terbesar di Berkshire Hathaway. Dia adalah orang terkaya ketiga di dunia pada 2015 versi Forbes. Pada 2012, majalah Time memasukkan Buffett sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia.
Buffett sering disebut "Wizard of Omaha" (penyihir dari Omaha) atau "Oracle of Omaha" (peramal dari Omaha). Lalu, apa katanya tentang bisnis koran?
"Mereka akan menghilang," kata Buffett dalam wawancara eksklusif dengan Yahoo Finance beberapa waktu lalu. Bagi dia, menjual koran bukanlah tentang menjual berita. "Esensi berita adalah apa yang Anda tidak tahu dan yang ingin Anda ketahui," kata Buffett.
"Anda tahu apa yang terjadi dalam olahraga nasional saat ini terjadi, Anda dapat menonton video itu dan sebagainya. Anda dapat pergi ke ESPN dan melihat apa yang terjadi”.
ESPN (Entertainment and Sports Programming Network) adalah salah satu televisi kabel olah raga pertama di dunia yang didirikan oleh Scott Rasmussen dan Bill Rasmussen. Anda tahu apa yang terjadi dalam politik, juga yang terjadi di pasar saham, ikutilah televisi kabel khusus politik dan pasar saham.
Yang tidak Anda ketahui adalah apa yang akan muncul di iklan. Iklan adalah berita bagi orang-orang. "Itu ‘survival of the fattest'," jelasnya. "Kertas (koran) yang menang, karena memiliki iklan terbanyak di dalamnya. Dan iklan adalah berita bagi orang-orang".
"Mereka ingin tahu supermarket mana yang menawarkan Coke atau Pepsi akhir pekan ini dan seterusnya. Memang, itu membuat orang-orang di ruang redaksi marah karena berbicara seperti itu, namun iklan adalah konten editorial yang paling penting dari sudut pandang pembaca," katanya.
Dan iklan melampaui apa yang brand konsumer besar jual di toko.
"Jika Anda sedang mencari pekerjaan, Anda punya satu tempat untuk mencarinya, dan itu adalah bagian iklan," lanjutnya. "Jika Anda mencari apartemen untuk disewa, ada berpuluh halaman menyediakan.
Banyak bisnis berita terganggu oleh kemajuan teknologi seperti internet, demikian juga bisnis iklan. "Dunia sangat berubah, setahap demi setahap," kata Buffett. "itu berubah mulai dari monopoli ke waralaba, bersaing...."
Buffett mengidentifikasi bahwa The New York Times, The Washington Post, dan The Wall Street Journal sebagai surat kabar yang kemungkinan besar akan terus hidup. Untuk yang lain Buffett kurang optimistis.
"Mereka akan menghilang," katanya.
Pelatihan SDM
Bagaimana di Indonesia? Selain outdoor, iklan ternyata masih dimuat di media cetak dan elektronik. Masih ada ketergantungan kepada media. Jika oplah atau pemirsa medianya banyak, maka iklan pun deras mengalir.
Tinggal bagaimana para redaksi membuat berita yang menarik hati pembaca agar oplah dan pemirsa berjubel, sehingga iklan pun akan menyusul.
Meminjam Buffett, bikinlah berita yang pembaca belum tahu, dan apa yang ingin diketahui pembaca. Tidak hanya straight news yang justru sudah diproduksi oleh media online, yang bahkan lebih cepat dimuat. .
Bikinlah berita yang mendalam. Mungkin, dengan memperbanyak another story, atau cerita di balik peristiwa. Atau liputan-liputan tak terduga, yang unik dan mengagetkan, serta belum banyak diketahui oleh publik.
Salah satu kenikmatan atau kekuatan membaca adalah pada theater of mind. Peristiwa-peristiwa yang diberitakan hadir bagaikan tontonan teater di benak pembaca. Pembaca menjadi aktif, imajinasi dan fantasinya dibangkitkan. Tidak seperti tayangan televisi yang langsung instan.
Wajah koran juga harus memanjakan mata. Judulnya memikat. Tulisannya tidak bertele-tele tapi padat. Foto-fotonya atraktif. Bukan foto dokumentasi departemen pemerintah yang memajang foto pejabat berdiri atau duduk berjejer yang kaku dan menjemukan.
Namun berita-berita macam itu memerlukan sumber daya manusia (SDM), para reporter, redaktur dan fotografer yang kreatif dan inovatif.
Sudah semestinya penerbit suratkabar sukarela menyediakan dana untuk pelatihan SDM yang kompeten dan mumpuni. Ingatlah, prinsip money to money.
Saya yakin, koran tidak akan menghilang, Mungkin, akan bagai prospek Washington Post dan The Wall Street Journal, seperti diperkirakan oleh Buffett.