Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dari sekadar bandara perintis, Bandara Sibisa kini dipersiapkan pemerintah agar naik kelas. Menjadi tempat pendaratan jet pribadi atau private jet. Hal itu tidak terlepas dari upaya menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia. Dengan demikian wisatawan asing dimudahkan berwisata.
Bandara Sibisa terletak di Kecamatan Sibisa, Kabupaten Toba Samosir. Pengelolaannya berada di bawah Kementerian Perhubungan, melalui manajemen Bandara FL Tobing di Tapanuli Tengah. Sejak 2017 pembangunannya diintensifkan. Dari panjang landasan 750 meter, kini bertambah menjadi 1.200 meter. Setidaknya Rp 40 miliar dana yang sudah dihabiskan untuk proyek tersebut, hingga 2018.
Kata Kepala Bandara FL Tobing, Farel Tobing, ada tiga tahap pembangunan Bandara Sibisa. Pertama, yang hingga kini masih berjalan, menjadikan panjang landasan hingga 1.630 mer. Tujuannya agar bisa menampung pesawat jenis ATR dengan kapasitas penumpang 75 orang.
Lalu tahap kedua, menjadikan panjang landasan hingga 2.000 meter. Ditargetkan rencana ini terwujud tiga tahun ke depan. Tahap ketiga atau terakhir, membangun landasan menjadi 2.500 meter.
"Sebenarnya ada dua pilihan Bandara Sibisa dibangun, antara pendaratan pesawat jenis B737-500 dengan jet pribadi, masih dievaluasi. Belum ada keputusan," ujar Farel menjawab medanbisnisdaily.com seusai mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi A DPRD Sumatera Utara, di gedung dewan, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin (2/8/2019).
Ungkapnya, saat ini sudah ada penerbangan dengan pesawat jenis Aviesta secara rutin satu kali dalam seminggu di Bandara Sibisa. Dari Gunung Sitoli, yakni pada hari Jumat, berkapasitas 18 penumpang.
Pihak Kementerian, terang Farel, berkebutan dengan waktu agar Bandara Sibisa bisa sesegera mungkin tuntas pembangunannya. Selain persiapan landasan, juga perlengkapan terminal serta fasilitas penerbangan lainnya. Dibutuhkan kesiapan infrastruktur yang maksimal agar Danau Toba benar-benar menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Lahan Belum Tuntas
Sayangnya, saat ini keinginan tersebut tengah tersendat. Terdapat masalah kepemilikan lahan yang belum tuntas. Akibat kesalahan pihak Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam pengukuran area bandara, kini sejumlah warga di sekitar bandara mengajukan gugatan.
Pada 1975, oleh warga melalui mantan Kepala Desa, Leher Sirait, diserahkan tanah seluas 200X2000m2 kepada Pemkab. Dari situ kemudian ditetapkan sketsa bandara Sibisa dan dilakukan pemagaran. Sayangnya tanah warga seluas 37.800m2 ikut tercaplok. Gugatan pun muncul.
Komisi A DPRD Sumut berupaya "mendamaikan" warga dan Pemkab. Disepakati pengukuran lahan bandara kembali akan dilakukan. Tanah milik warga akan dikeluarkan. Agar dibayar Pemkab. Sehingga proses pembangunan bandara Sibisa tidak terkendala.
Namun tak bisa dihindari pembangunan bandara Sibisa kini memang tengah tersendat. Akibat "sabotase" yang sempat dilakukan warga tahun 2018, saat pihak bandara akan melakukan penerbangan perdana, kelanjutan pendanaan pembangunannya terhenti. Itu sebabnya keinginan menjadikan panjang landasan tahun ini menjadi 1630m terkendala.
Beruntung Komisi A bisa menengahi penyelesaiannya."Masalah bisa saja muncul, tetapi jangan sampai pembangunan Bandara Sibisa terhenti. Presiden Joko Widodo sudah sangat serius ingin membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba agar pariwisata di sana maju," kata anggota komisi A, Ramces Simbolon.