Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sejak Maret 2019 Indonesia 'mengandangkan' alias melakukan grounded pesawat Boeing 737 MAX 8. Penangguhan ini dilakukan imbas kecelakaan Lion Air JT-610.
Lion Air menjadi salah satu maskapai yang memiliki armada MAX 8. Setidaknya, ada 10 pesawat milik Lion Air yang dikandangkan dan tidak beroperasi sejak Maret.
Masih ada pesanan pesawat Lion yang belum dikirim ke Indonesia. Meski begitu, Managing Director Lion Air Group Daniel Putut menyatakan bahwa sisa pesawat yang belum dikirimkan tidak akan dibatalkan ataupun dialihkan jenis pesawatnya.
"Kita sudah jalin komunikasi yang baik. Belum sampai keputusan seperti itu (pembatalan atau pengalihan). Lebih baik kita menjaga hubungan baik kepada semua pihak," sebut Daniel di Kantor DKPPU Bandara Soetta, Jumat (1/11/2019).
Lion Air sendiri masih memiliki ratusan sisa pesanan pesawat Boeing 737 MAX 8. Rinciannya, Lion memesan 220 pesawat MAX 8, 11 di antaranya sudah tiba namun sisanya masih belum dikirimkan.
Dari 11 pesawat itu, satu pesawat hancur saat kecelakaan dan sisanya dikandangkan imbas kecelakaan.
Daniel menambahkan, pengandangan pesawat ini jelas menimbulkan kerugian, baik kerugian operasional sampai potensi kehilangan keuntungan. Dia mengaku sudah intens berbicara dengan pihak Boeing soal kerugian ini. Menurutnya pabrikan pesawat asal Amerika Serikat ini akan memberikan kompensasi.
Daniel pun memaparkan beberapa aspek yang akan diganti rugi oleh Boeing. Meski begitu, dia enggan menyebutkan berapa banyak yang diberikan Boeing.
"Mereka sudah berniat baik memberikan kompensasi. Macam-macam (kompensasinya) mulai dari training, perawatan, lost opportunity, lost profit. Kompensasinya ada, tapi itu kalau berapanya nggak bisa saya sebutkan," ucap Daniel.(dtf)