Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Bagaikan mem-breakdown ucapan Bung Karno, “beri aku 10 pemuda, aku akan menggoncang dunia”, Presiden Joko Widodo juga mengangkat tujuh staf khusus dari kalangan anak muda. Dia pun telah memperkenalkannya kepada publik dalam suatu acara di tangga istana kepresidenan, Sabtu, 23/11 silam.
Latar belakangnya juga sangat berwarna. Ada Putri Indahsari Tanjung, anak pertama dari konglomerat Chairul Tanjung. Berusia 23 tahun, alumnus Academy of Arts, San Francisco, Amerika Serikat. Sebelumnya, Putri menjabat sebagai CEO dan Founder Creativepreneur yang kerap membuat acara bertema kewirausahaan serta anak muda berkonsep milenial.
Kemudian, Adamas Belva Syah Devara Belva, Chief Executive Officer sekaligus Co-Founder Ruangguru. Majalah Forbes pernah menganugerahi Belva sebagai satu dari 30 pengusaha milenial berusia di bawah 30 tahun yang paling berpengaruh di Asia.
Belva mendapatkan beasiswa penuh ketika menempuh pendidikan di Nanyang Technological University Singapura pada 2007. Gelar master diraihnya double degree di Standford University dan harvard University.
Lalu, Ayu Kartika Dewi, perumus Gerakan Sabang Merauke berusia 36 tahun. Dia meraih gelar MBA di Duke University di Amerika Serikat.
Masih ada Angkie Yudistia, seorang perempuan penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia. Perempuan berusia 32 tahun ini juga mendirikan Thisable Enterprise bersama teman-temannya untuk membantu mereka yang memiliki keterbatasan.
Angkie bekerja sama dengan Gojek Indonesia untuk mempekerjakan orang-orang dengan disabilitas di Go-Auto dan Go-Glam.
Tercatat pula nama Gracia Billy Yosaphat Membrasar, milenial asli dari Papua. Dia alumni Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. Billy juga pernah menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa di Australian national University (ANU) dan Oxford University di Inggris.
Selanjutnya, Aminuddin Ma'ruf yang menyelesaikan S1 di Universitas Negeri Jakarta dan melanjutkan S2 di Universitas Trisakti. Dia Ketua Umum Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.
Terakhir adalah Andi Taufan Garuda Putra, founder dan CEO Amartha dan berumur 32 tahun. Bergerak di bidang keuangan mikro. Andi merupakan mantan mahasiswa dari Manajemen Bisnis Administrasi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2007. Juga menempuh pendidikan keuangan di Frankfurt School of Finance and Management pada 2013.
Uniknya, mereka akan meraih gaji take home pay Rp 51 juta sebulan sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015. Meski bekerja 1 x 24 jam, namun tidak bekerja full time di Istana.
Out of The Box
Jokowi paham kebanyakan dari mereka adalah para pengusaha muda yang masih memimpin perusahaan. Ada juga yang berniat melanjutkan kuliah Mereka bisa bekerja untuk membantu Presiden dari mana saja, dan memberi masukan kapan saja. “Tidak harus ketemu dengan Presiden, jadi kan enggak setengah-setengah,” kata Fadjroel, juru bicara presiden.
Presiden Jokowi meyakini ketujuh anak muda itu bisa menjadi teman diskusi untuk memberikan gagasan-gagasan segar dan inovatif. Pertemuan bisa dilakukan dalam skala mingguan. "Minimal seminggu, dua minggu, pasti ketemu," kata Jokowi.
Ketujuh staf khusus ini juga tak dibagi dalam pembidangan tertentu. Jokowi ingin agar ketujuh stafsus milenial bekerja sama sehingga tak membatasi mereka dengan bidang-bidang tertentu. "Ini staf khusus saya yang baru, untuk bidang-bidangnya ini kerja barengan gitu," kata Jokowi.
Marilah berbaik sangka terhadap gagasan ini. Setidaknya membuktikan perhatian khusus Jokowi terhadap kaum milenial. Cara berpikir dan bekerja kaum muda memang cenderung out the box. Lebih smart, cepat, efisien dan tidak bertele-tele.
Tidak mustahil mereka akan menyoroti kinerja kementerian jika ada yang lamban dan tidak efisien. Kemudian, “membisikkannya” kepada pesiden. Otomatis menjadi counter part bagi para menteri agar bekerja lebih all out.
Sebetulnya sudah ada sejumlah menteri dan wakil menteri berusia muda, termasuk enam staf khusus presiden yang lama. Sebutlah, Wishnutama Kusubandio, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatf berusia 49 tahun. Angela Herliani Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berusia 32 tahun. Juga Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berusia 35 tahun.
Tentu saja akan terasa berlebihan jika dengan ketampilan para staf khusus dan menteri serta wakil menteri berumur muda itu akan serta merta muncul solusi-solusi “ajaib” semudah membalik telapak tangan.
Masalah-masalah ekonomi misalnya sedemikian kompleks. Apalagi berhubungan dengan problem eksernal, seperti perekonoman global maupun perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Tapi betatapun kebijakan Jokowi ini membuka ufuk harapan. Bahwa tiba masanya era “muda” suatu paradigma dalam berpikir dan bertindak. Era “muda” tentu saja asimetris dengan era “tua” yang berpikir dan bertindak dengan cara-cara ortodoks, birokratis serta konvensional.