Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Maaf, adakalanya di belakang seorang koruptor, ada isteri yang kemaruk. Bukan generalisasi. Tapi kisah itulah yang tersibak dalam novel L’Homme Rompu (Lelaki yang Patah) karya Tahar Ben Jelloun, seorang penulis Perancis asal Maroko. Meski beredar pada 2010, tapi tampaknya masih relevan hingga sekarang.
Alkisah, Murad sang tokoh utama dalam novel yang bekerja sebagai wakil direktur di bagian perencanaan Kementerian Pekerjaan Umum, Casablanca, Maroko ogah berkompromi dengan korupsi. Padahal posisinya sangat “basah” dan berpeluang untuk berbuat korupsi.
Malang dia bergaji kecil, tapi ingin menyenangkan keluarga, Murad mulai tergiur. Apalagi isterinya, Hilma, kerap membandingkan dirinya dengan asisten Murad, Haji Hamid, yang tinggal di vila, punya dua mobil, menyekolahkan anak-anaknya ke Perancis. Bahkan mampu mengajak isterinya pelesiran ke Roma.
Lingkungan kantornya pun penuh dengan abused of power. Tiada hari tanpa korupsi menghegemoni. Dia tak kuat menjadi “suku terasing” dari orang sekeliling.
Murad mulai goyah. Dia mulai mencari pembenaran bahwa apa yang dilakukannya adalah berjuang untuk hidup, struggle for life. Tidak seperti orang lain yang terang-terangan merugikan masyarakat, bahkan negara.
Dia mulai berpikir realistis. Selangkah demi selangkah dia terjun ke lembah korupsi. Tentu saja pembenaran bukanlah kebenaran. Tapi lama-lama dia kecanduan.
Dia mulai menikmati hasil korupsinya dengan berlibur ke luar negeri. Toh, dia masih dibayang-bayangi oleh ketakutan kalau-kalau kasus korupsinya ketahuan. Konflik batin yang menderanya menimbulkan penyakit psikosomatis. Ada bercak-bercak putih di tubuhnya.
Namun lama-lama Murad sudah lahir batin memasuki dunia korupsi. Penyakit psikosomatisnya pun hilang.
Anehnya, hasil korupsi itu tak dinikmati bersama Hilma. Karena selalu dirongrong oleh Hilma, hubungan mereka memburuk, dan Murad mengawini perempuan lain, Nadia, seorang janda. Benarlah, Murad menjadi “lelaki yang patah” dengan idealismenya yang antikorupsi.