Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Syahdan, Bakir, seorang pegawai kecil yang sudah tua di Jakarta. Karena susah payah membiayai keluarganya, maklum gajinya kecil, dia mulai tergoda untuk korupsi. Mula-mula dia menjual benda milik kantor dengan harga Rp 20.000. Tapi isterinya, Mariam, protes.
Demikianlah, novel Korupsi karya Pramoedya Ananta Toer pada 1954 silam. Beda dengan novel L’homme Rompu karya seniman Perancis Tahar Ben Jelloun, Mariam istri Bakir tidak seperti Hilma, isteri Murad yang sangat kemaruk ingin kaya raya, seperti saya tulis kemarin.
Sesungguhnya, novel L’homme Rompu diilhami oleh novel korupsi karya Pram. Tahar pernah membacanya saat berkunjung ke Jakarta pada 1990-an. Meskipun, novel lama, tapi isinya masih relevan hingga sekarang.
Begitulah, sesampai di rumah, Mariam menyoal asal usul uang itu. Dusta demi dusta pun meluncur, padahal dulu Bakir adalah lelaki yang jujur.
Mariam semakin curiga karena Bakir minta dibelikan dasi dan semir untuk mendukung penampilannya dalam menjalankan aksinya. Lagi-lagi Mariam menyoalnya. “Engkau mau korupsi,” sergah istrinya.
Bakir tersinggung, dan lalu pergi meningalkan rumah. Sejak itu dia pun bertekad menjadi koruptor. Ternyata enak. Dia dapat menikmati segala kemewahan. Muncullah perilaku baru, Bakir berniat mengawini Sutijah, seorang perempuan yang lebih cantik dibanding Mariam.
Saat pulang ke rumah, Mariam lagi-lagi menyindirnya soal korupsi. Bakir marah dan lalu menampar pipi isterinya. Bakir pun hengkang dari rumah serta bermalam di rumah Sutijah, yang belakangan dikawininya.
Sudah lama pula Bakir tak masuk kantor. Ketika ia masuk kantor, dia mendengar bisik-bisik adanya operasi senyap pemberantasan korupsi di kantornya. Dia termasuk yang dicurigai karena mempunyai rumah baru di Bogor, mobil dan koneksinya dengan perusahaan asing. Bakir stres.
Suatu hari, Bakir ketakutan karena seseorang melaporkannya ke polisi. Pulang ke rumahnya di Bogor, dia diamuk gelisah. Apalagi Sutidjah kini berubah menjadi perempuan pesolek, dan hidup berfoya-foya.
Oh, Bakir pun ditangkap polisi dan dimasukkan ke dalam bui. Begitulah, ternyata tidak semua isteri koruptor itu kemaruk seperti Hilma. Ada juga yang antikorupsi seperti Mariam, namun tak didengarkan oleh Bakir.