Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua BBPLK (Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja) Medan, Muhammad Ali mengatakan pihaknya telah menerapkan konsep belajar dengan metode hybrid.
Menurutnya, konsep belajar hybrid sangat tepat diterapkan pada lembaga pendidikan vokasi yang ia pimpin karena berbasis kompetensi dimana struktur dalam proses belajar berfokus pada kelas praktek yang berkomposisi 30 persen teori dan 70% praktek.
“Konten teori disampaikan secara digital dengan menggunakan materi web interaktif, video, quiz dan online coach, sedangkan selebihnya praktek di laboratorium pariwisata yang kami milliki. BBPLK Medan dalam proses pilot project untuk paket on board mulai Januari 2020, setelah kami hitung-hitung program hybrid ini dapat memangkas 45 persen dari total alokasi anggaran per paket,” kata Ali melalui keterangan tertulis, Minggu (1/12/2019).
Untuk diketahui bahwa BBPLK Medan menyelenggarakan program boarding bagi para peserta yang bersal dari Labuan Bajo, dimana BBPLK menyediakan fasilitas menginap, makan dan minum bagi para peserta pelatihan.
Melalui penerapan program hybrid ini, maka durasi belajar dibagi menjadi 1 bulan teori dimana peserta tidak harus datang ke Medan dan 2 bulan berada pada lokasi pelatihan untuk melakukan praktek. Dengan inovasi tersebut, maka biaya penginapan dan konsumsi dapat dikurangi tanpa mengurangi output program pelatihan.
Claire Field yang menjadi moderator dalam diskusi bertajuk teknologi tersebut mengungkapkan bawah arsitektur yang dirancang oleh AJAR dapat menjadi revolusi metode belajar bagi dunia pendidikan vokasi.
“Arsitektur system hybrid ini dapat digunakan oleh kampus-kampus di Australia untuk menyaring lebih banyak pelajar dari ASEAN karena biaya belajar yang diperlukan relatif lebih murah dari pada gaya belajar konvensional”. Ujar Claire Field dalam program diskusi ASEAN Australia Education Dialogue (AAED) 2019.
CEO dari PT AJAR Media Digital di George Town, Penang, Malaysia, Ikin Solikin, mengungkapkan selama satu tahun terakhir, selain banyak diterapkan di Industri perhotelan, pihaknya juga sudah menerapkan Hybrid Learning sebagai pilot project untuk mengembangkan guru-guru SMK perhotelan di Bali, SMKN 1 Kuta Selatan dan BPPLK Medan dalam versi beta.
Lebih lanjut, Ikin yang juga telah menyempaikan 5 pilar strategi transformasi digital dalam pembangunan SDM Pariwisata dalam forum ASEAN Comittee Meeting di Myanmar bulan April 2019 lalu menambahkan bahwa ASEAN Standard Competency untuk sektor pariwisata merupakan hasil kerjasama antara ASEAN dan Australia.
Untuk mempererat hubungan antara keduanya dan meningkatkan kualitas di kawasan ASEAN, maka ia telah mengusulkan kepada pemerintah Australia untuk memetakan kerangka kurikulum belajar antar kedua regional dengan menggandeng industri, sehingga kualitas akan meningkat dan biaya belajar ke Australia dapat ditekan dengan menggunakan platform digital.