Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Lancung rasanya menyaksikan turis asing dan lokal berduyun-duyun mengunjungi Festival Danau Toba (FDT) 2019 pada 9-12 Desember di Parapat, Simalungun. Berbagai atraksi kebudayaan yang eksotik juga memukau pengunjung. Pengusaha hotel, restoran, pedagang kuliner dan suvenir pun tersenyum keciprat rezeki.
Tapi mujur tak bisa diraih. Hasyrat ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. FDT yang dibuka oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi itu hanya diramaikan oleh para pelajar dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Itupun hanya pada hari pembukaan. Usai Edy menyampaikan pidatonya, penggunjung berangsur surut, dan sepi hingga hari terakir.
Boleh jadi karena FDT berlangsung pada hari kerja, dan anak sekolah sedang masa ujian. Bukan di musim libur.
Syahdan, banyak warga Parapat yang kecewa. Disesalkan untuk menentukan timing pelaksanaan FDT pada waktu yang favourable saja, pelaksana gagal. Sepertinya pelaksana cuma “lepas utang” belaka.
Untunglah, ada acara pemakaian Bulang Sulappei khas adat Simalungun. Melibatkan 1.024 orang sekaligus dicatatkan dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Jika tidak mungkin FDT akan gone with the wind, bertiup bersama angin.
“Harusnya persiapannya matang sejak awal, sehingga tidak hanya dihadiri sebagian besar pelajar dan ASN saja,” ujar HM Nezar Djoeli, Presidium de Empatbelas kepada wartawan, Selasa, 10 Desember.
.Nezar melihat ketidaksiapan Pemprov dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumut. Ya, kurangnya sosialisasi dan promosi. Kurang pula melibatkan masyarakat dan pelaku pariwisata.
Padahal sejak bertahun-tahun sudah banyak kritik berhamburan kepada FDT. Misalnya, anjuran agar berkolaborasi dengan komunitas kebudayaan yang mempunyai kegiatan kultural yang massif dan eksotik. Atau kerja sama dengan PHRI, Asita dan stake holder kepariwisataan.
Tapi tampaknya masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri. Jika begini terus menerus, bagaimana mau mendatangkan 1 juta wisatawan asing ke Danau Toba? Aduhai, ambisi besar ikhtiar kurang.