Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kompetisi bakal calon (balon) kepada daerah, termasuk Sumatra Utara, identik dengan persaingan produk di panggung bisnis. Sebutlah, persaingan berbagai merek ponsel, motor, mobil, merek kemeja hingga properti dalam “mencuri” hati konsumen.
Targetnya, tentu saja ingin jadi yang paling popular, sehingga mudah-mudahan menjuarai survei yang dilakukan oleh partai politik, dan menetapkannya sebagai calon.
Dunia periklanan memang sangat bergairah. Visualnya unik, penuh pesona dan kita suka tersenyum menyaksikannya. Produk yang sudah terkenal pun tetap “pamer diri.” Sebab promo yang kontinu akan membentuk ingatan publik sehingga menimbulkan persepsi publik, “ini dia barang bermutu.”
Kelak jika sudah jadi calon resmi, kenali siapa basis massa pesaing Anda. Ini perlu untuk memenangkan “pertempuran.” Lalu, garaplah basis massa mengambang yang belum punya pilihan. Termasuk pemilih pemula dan pemilih perempuan yang jumlahnya signifikan.
Jangan sungkan meniru para pelaku bisnis yang selalu bersikap ekstra agresif. Harus bisa memetakan siapa lawan terberat. “Lawan” itu perlu ibarat pertandingan sepakbola.
Roberto Goizuetta, seorang mantan chairman sebuah produk pernah berkata, bahwa “without an enemy, there can be no war”.
Mungkin, itu sebabnya dalam kurun waktu yang lama industri otomotif Jepang berleha-leha dan santai saja sehingga kehilangan inovasi dan belakangan terjadilah krisis, dan produk otomotif negara pesaing semakin melejit. Kemudian infustri otomotif Jepang pun banting setir.
Oya, siapa operator Anda? Bagaimana kualitasnya? Sehebat apapun program dan strategi akan percuma jika tanpa dukungan SDM bermutu dan organisasi yang rapi jali. Bukankah, Jack Welch mantan CEO General Electric mengatakan: “people first, strategy second”.
Jika dalam persaingan produk, konsumen lah yang akhirnya memilih, demikian juga Pilkada. Jangan terlalu percaya tanggapan pakar, yang kadang “bertanduk” karena siapa tahu sudah disusupi misi calon lain.
Seluruh komunikasi politik Anda harus selalu berdialog dengan rakyat. Metodenya menawan, dan menempatkan calon pemilih sebagai primadona. Rakyat adalah King Maker yang menentukan siapa yang kelak terpilih dalam Pilkada.