Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Dulu orang-orang tua gemar “marlopo.” Semacam nongkrong di lepau kopi dalam bahasa zaman now. Bisa berjam-jam. Selepas kerja, mereka ngobrol tentang situasi politik, atau ada yang baca koran dan main catur. Secangkir kopi pun dipesan lengkap dengan goreng pisang.
Anak-anak muda sebaliknya tak suka “marlopo.” Tapi zaman sudah berubah. Kini kaum milenial gemar hang out di kafe. Ngopi-ngopi seraya ngomong macam-macam. Mulai peluang kerja hingga melihat youtube dan instagram Sebaliknya hanya segelintir ortu suka nongkrong di kafe.
Remaja zaman dulu tahun 1960-an malah suka main pedang-pedangan ala film India. Atau perang ketapel antarkampung meniru film perang di bioskop. Eh, remaja sekarang tampil dengan geng motor atau curhat di facebook.
Anak muda era orde baru suka pula menjadi aktivis kampus. Aktif di organisasi mahasiswa macam HMI, GMKI, GMNI, PMII, IMM dan PMKRI. Ada juga organisasi ekstra sekolah macam PII, IPM, IPA dan GSKI. Kini kok tak segairah dulu ya. Apakah karena dulu rezim Orba represif hingga muncul perlawanan, sementara sekarang serba bebas.
Kini tampaknya lebih gandrung berkreatif menggunakan teknologi informasi.Lebih smart dan efisien. Bayangkan, kini ada ribuan media online. Tak sedikit pula yang membuat film dikemas dalam CVD atau DVD, lalu dipasarkan. Duitnya adalah dikit-dikit.
Saya tidak tahu apakah karena itu gerakan teater semakin mati suri. Sepi penonton, tiket terjual tipis sehingga lebih besar pasak dari tiang. Apakah teater mengalami disrupsi karena masih bersemboyan “kegagahan dalam kemiskinan.” Entahlah.
Zaman memang sudah berubah. Perubahan harus disikapi dengan move on dari cara-cara lama yang sudah kuno. Jika tidak Anda akan digilas zaman tanpa ampun.
Yang tetap eksis adalah korupsi. Dulu dianggap semacam “budaya” dan terang-terangan. Kini beraksi diam-diam bagai api dalam sekam.
Satu lagi. bencana alam kian sering terjadi. Maklum, bumi sudah tua. Apalagi pemerintah dan orang-orang belum konsisten dengan pentingnya kelestarian lingkungan. He-he, lain dulu lain sekarang.