Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Saya ingin bercerita tentang Nicolae Ceaușescu. Presiden Rumania sejak 1970-an ini dilukiskan para pemujanya seorang yang sederhana dan menitit karier dari bawah. Bahkan, foto Nicolae dan isterinya, Elena Ceaușescu selalu ditampilkan saat berusia 40-an. Muda adan ceria.
Malah produser televisi, harus hati-hati meletakkan posisi kamera sehingga menutupi fakta bahwa tinggi badan Nicolae hanya 165 cm. “Hidung jambu” Elena pun dihindari dengan tak membidikkan kamera dari depan.
Dia pun dipuja-puji melalui puisi dan lagu para seniman. Media menggambarkannya sebagai teoritikus jenius komunis. Juga sebagai pemimpin politik dengan "pemikiran” yang menjadi sumber semua pencapaian nasional.
Memang, kultus individu dalam sejarah selalu digunakan oleh para pendukung seorang tokoh untuk melanggengkan kekuasaan.
Tapi menyesal sekali, revolusi Rumania pada akhir Desember 1989 telah mengerahkan kerusuhan selama seminggu. Rezim komunis Nicolae tumbang. Dia dan isterinya bahkan dieksekusi.
Saya teringat buku berjudul Bad History, How We Got the Past Wrong yang ditulis oleh Emma Marriott pada Oktober 2017. Buku itu menyinggung berbagai tokoh yang mengandung nilai kultus individu.
Buku ini mengambil contoh Otto von Bismarck, bapak Jerman modern yang dikenang sebagai pahlawan. Dia dianggap sebagai pemersatu bangsa Jerman yang seakan hidup tanpa cela.
Namun setelah Bismarck mengundurkan diri pada 1890 dan meninggal delapan tahun kemudian, kelompok konservatif dan liberal menuduhnya sebagai tokoh politik kejam yang menjalankan politik “besi dan darah.”
Sejarah selalu jadi alat ampuh untuk melegitimasi kekuasaan atau mendelegitimasinya. Di Indonesia, orde baru pun mengukuhkan posisi kekuasaan Soeharto sebagai “bapak pembangunan.” Tapi ternyata kemudian lengser pada 1998.
Selalu penuh dengan prokontra. Bak kata Pieter Geyl, bahwa sejarah adalah argumentasi yang tak pernah berakhir.
Tapi saya kira mendukung seorang tokoh sah-sah saja. Demokratis belaka. Namun jangan sampai jatuh ke nilai kutus individu.