Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Gatal kuping kita mendengar perdebatan kedua orang itu. Rasanya, maaf, mirip dua orang buta yang menceritakan bentuk gajah seperti apa. Yang satu bilang panjang melengkung karena ia meraba belalainya.Yang lain bilang besar, karena meraba tubuhnya. Masing-masing merasa pendapatnya paling benar.
Debat yang enak didengar itu adalah jika dilakukan oleh yang memahami substansi masalah dan memiliki pengetahuan atau pengalaman empirik yang mendukung. .
Misalnya, si Polan berdebat dengan si Anu mengenai siapa yang paling pantas menjadi Wali Kota Medan untuk periode mendatang. Akhyar Nasution kah atau Bobby Nasution? Keduanya adalah sarjana politik yang sudah malang melintang mengamati Pilkada sejak lama di Kota Medan. Perdebatan berjalan seru, walaupun berbeda sudut pandang, tetapi debat yang demikian merupakan debat yang sehat.
Kadang ada pula reporter yang tak suka karena rekannya menulis feature news yang menyenangkan pembaca. Dia lalu rewel mendebat ini itu dan sebagainya. Mungkin karena tulisannya berkutat dengan straight news setelah belasan tahun menjadi jurnalis. Padahal jenis tulisan itu beragam, dan feature news sudah dikenal sejak lama..
Memang betapa memuakkan jika seseorang bersikap sok tahu, dan sok pintar. Mengerti sedikit tetapi merasa mengerti banyak. Mirip katak di bawah tempurung. Ketika seekor kuda menyepak tempurung, dia pun tersadar dunia ini luas hingga ke langit biru.
Tidak berarti hanya sarjana saja yang boleh berdebat. Seolah-olah mereka yang sarjana lebih mengerti daripada yang bukan sarjana. Padahal, yang sarjana belum punya pengalaman sedangkan yang bukan sarjana sudah berpengalaman.
Contohnya, si Polan sarjana pertanian, tapi tidak berpengalaman dalam bertani, atau setidaknya belum pernah terjun sebagai peneliti pertanian. Lalu, si Anu hanya tamatan SMP tapi sudah bertani puluhan tahun, dan sukses pula. So pasti, argumentasi si Anu yang sudah berpengalaman lebih bisa dipercaya daripada Si Polan yang belum berpengalaman dan hanya penuh teori.
Jika Anda bertemu dengan orang yang sok tahu, hindarilah terlibat perdebatan. Nanti dia akan bersitegang urat leher merasa paling benar, walau melenceng jauh dari kebenaran. Lebih baik diam, atau berlalu seraya melambaikan tangan.