Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pakar ekonomi Gunawan Benjamin, mendukung langkah pemerintah yang akan mempermudah masuknya investasi ke Indonesia lewat Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut Gunawan, dengan masuknya investasi itu, kesempatan kerja akan semakin terbuka. Selain itu akan terjadi transfer pengetahuan yang akan merangsang inovasi di dalam negeri.
"Kita tidak mungkin menghindari itu. Justru Indonesia harus menangkap peluang itu. Itu adalah tuntutan zaman. Dampaknya akan sangat terasa untuk kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. Indonesia sangat berpotensi untuk itu, karena memiliki banyak kelebihan," kata Gunawan saat menjadi pemantik diskusi terbuka "Urgensi RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang digelar Suluh Muda Indonesia (SMI) di Restoran Bunda, Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (14/3/2020).
Akademisi UINSU ini menambahkan, kalau Indonesia tidak menangkap peluang itu, maka Indonesia akan semakin jauh ketinggalan dari negara tertangga, seperti Singapura, Malaysia maupun Thailand. Gunawan menjelaskan, angka pengangguran di Indonesia akan berkurang dengan banyaknya investasi yang masuk. Termasuk pula mengcover para pencari kerja, terutama di masa bonus demografi terjadi pada 2030 mendatang.
BACA JUGA: RUU Cipta Kerja, Benarkah untuk Kesejahteraan Masyarakat?
Dikatakannya, omnibus law ini diambil agar ada jaminan keberlangsungan dan kemudahan bagi investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Di negeri demokrasi seperti di Indonesia ini, sambung Gunawan, kepastian regulasi itu sangat penting bagi.
"Kita harus cepat menyadari situasi ekonomi global saat ini. Jangan sampai Indonesia ketinggalan dan tidak mendapat apa-apa. Tentu, bila ada kelompok yang keberatan, aspirasi mereka tetap harus didengar. Namun dari sisi ekonomi, langkah yang dilakukan pemerintah saat ini, menurut saya, sudah tepat," kata Gunawan.
Dicontohkannya, tidak ada yang menyangka, bila saat ini driver online akan menjadi sebuah profesi dan digeluti banyak orang. Hal itu sesuai dengan tuntutan zaman. Kemajuan itu tidak bisa dihindari. Karena itulah pemerintah dengan cepat menangkap situasi itu. Salah satunya melalui Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
"Indonesia sendiri adalah negara besar yang memiliki potensi alam dan sumber daya manusia yang berlimpah. Jika potensi itu termanfaatkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang tingkat ekonominya bisa mengalahkan negara-negara lain," kata Gunawan.
Direktur Eksekutif Suluh Muda Indonesia (SMI) Kristian Redison Simarmata mengatakan, beberapa hal dari draft RUU Cipta Kerja perlu dikoreksi. Antara lain soal syarat amdal yang terkesan diabaikan. Dikatakan Kristian, jika orientasinya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, tentu RUU ini akan didukung. Namun, kata Kristian, pemerintah harus mengkaji dari semua aspek dan jangan terburu-buru.
"Saya harap pemerintah jangan terburu-buru. Akan lebih baik bila pemerintah menampung masukan dari berbagai pihak. Apalagi setahu saya, draft ini tidak diawali dengan naskah akademik.
"Jika investasi itu mendorong munculnya inovasi-inovasi di dalam negeri, tentu akan sangat bermanfaat. Ini yang perlu menjadi fokus pemerintah. Kita juga ingin ekonomi Indonesia bangkit, tapi kita tidak mau ada kelompok atau hal-hal yang dirugikan, jika RUU ini nanti disahkan," kata Kristian.
Kristian juga berharap, jika RUU ini nantinya disahkan tidak akan melabrak regulasi yang sudah ada, sehingga justru merumitkan birokrasi.
"Intinya, yang perlu dibenahi birokrasi, penguatan SDM dan inovasi. Kita berharap pemerintah tidak mengabaikan hal ini," kata Kristian.