Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah selama sesi perdagangan sempat melemah hingga mencapai 17.000/dolar Amerika Serikat (AS), rupiah mampu berbalik menguat di perdagangan sore dan ditutup dikisaran 16.575/dolar AS. Rentang harga Bid (pembelian) dan offer (penjualan) terpantau sangat lebar untuk mata uang rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini.
Menurut analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, kinerja rupiah yang mampu meninggalkan level 17.000 tidak terlepas dari intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Intervensi abI mampu membuat rupiah bergerak dalam rentang 15.900 hingga 16.600/dolar AS.
"Namun saya melihat intervensi terhadap rupiah ini tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Kita membutuhkan cadangan devisa untuk memasok kebutuhan pangan masyarakat," katanya, Senin (23/3/2020).
Memang dengan intervensi rupiah, mata uang Garuda mampu melawan tekanan dolar AS. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan saat ini adalah fundamental ekonomi yang digerogoti oleh penyebaran covid 19 yang sangat signifikan merusak fundamentalnya.
Jadi disaat pemerintah mengumumkan jumlah kasus tambahan infeksi baru, maka saat itu baik rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berpeluang terkoreksi. Apalagi jika terjadi lompatan yang besar dari jumlah penderita corona tersebut. Semakin besar penambahan angka pasien positif corona, semakin besar tekanannya bagi pasar keuangan.
"Jadi solusi tekanan rupiah ada di bidang kesehatan, bukan di ekonomi. Tetapi ekonomi kita juga perlu dijaga dalam rentang angka yang ideal sehingga tidak berakibat fatal. Namun, intervensi yang dilakukan pemerintah saat ini harus terukur. Saya yakin selama urusan perut (kebutuhan pangan) kita terja, dampak pelemahan rupiah ini juga tidak akan memunculkan gejolak sosial yang besar," kata Gunawan.
Sementara itu, kinerja IHSG pada perdagangan hari ini sempat dihentikan sementara pada pukul 14.52 JATS karena terpuruk 5%. Setelah dibuka kembali, IHSG memang mampu sedikit menguat dan ditutup melemah di level 3.989,52 atau melemah sekitar 4,90%. Pelemahan IHSG di sesi kedua ini berbeda dengan pergerakan dow futures yang justru mampu mengurangi kerugian. Di sesi pagi Dow Futures yang sempat minus 5% membaik di sore hari dengan membukukan penurunan dikisaran 3%-an.
Namun, saat IHSG menjelang sesi penutupan, bursa di Eropa justru dibuka. Dan sayangnya kinerja indeks bursa di Eropa dibuka kompak melemah yang berpotensi memicu terjadinya pelemahan lanjutan. Baik bursa di London, Perancis dan Jerman dibuka melemah dalam rentang penurunan 4,5% hingga 4,9%.
"Hal inilah yang membuat investor kuatir dan sangat berpeluang memicu terjadinya tekanan pada bursa di seluruh dunia termasuk IHSG nantinya," kata Gunawan.