Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kinerja ekspor Sumatra Utara (Sumut) masih terganjal oleh lambatnya laju perekonomian global. Ditambah lagi pandemi corona yang membuat banyak negara tujuan lockdown hingga order produk asal Sumut banyak terpangkas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, nilai ekspor Sumut per Februari 2020 mencapai US$ 1,274 miliar. Realisasi ini hanya naik 1,28% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 1,257 miliar.
Data BPS, untuk ekspor 10 golongan barang utama yakni lemak dan minyak hewan/nabati mencapai US$ 489,505 juta atau naik 1,25% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 483,484 juta. Golongan barang yang termasuk di dalamnya CPO ini memberikan kontribusi sebesar 38,42% terhadap total ekspor Sumut.
Kemudian ekspor karet dan barang dari karet naik 11,37%, berbagai produk kimia turun 19,92%, lalu kopi, teh, rempah-rempah turun 6,04%, bahan kimia organik naik 1,96%, tembakau naik 19,74%, ikan dan udang naik 39,10%, sabun dan preparat pembersih naik 4,34%, kayu dan barang dari kayu turun 17,27% dan buah-buahan naik 0,95%.
Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatra Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, lambatnya laju ekspor akan mempengaruhi kinerja perekonomian Sumut tahun ini. "Tentu diharapkan kondisinya bisa lebih baik ke depan. Salah satu sektor yang diharapkan bisa pulih adalah sektor industri pengolahan. Jangan kinerjanya terpuruk seperti tahun lalu," katanya, Senin (6/4/2020).
Dikatakan Wahyu, industri pengolahan Sumut memang sangat terganggu dengan kondisi saat ini. Padahal untuk Sumut, sektor industri pengolahan menjadi penopang utama ekspor Sumut.
"Industri pengolahan memiliki kontribusi cukup besar dalam ekspor Sumut. Namun industri pengolahan juga memerlukan impor khususnya untuk bahan baku penolong dan barang modal. Dampaknya jika ekspor Sumut menurun, maka impor Sumut juga terganggu, dan begitu pula sebaliknya. Keduanya memiliki korelasi yang kuat," katanya.
Dia menambahkan, mengingat ekspor Sumut juga tergantung dari impor, maka mewabahnya virus corona juga memberikan dampak buruk bagi rantai supply kebutuhan industri Sumut. Dampaknya industri pengolahan Sumut terganggu akan pasokan bahan baku penolong dan barang modal yang cukup banyak diimpor dari Cina. Tentu diharapkan kondisi ini segera pulih sehingga kinerja ekspor Sumut bisa membaik. Karena jika kinerja ekspor membaik, akan menjadi kabar gembira bagi perekonomian Sumut.