Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tebing Tinggi. Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan siap mengganti beras bantuan dampak covid-19 yang kualitasnya dikeluhkan warga usai pembagian bahan pangan gratis beberapa waktu lalu.
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tebing Tinggi, Marimbun Marpaung, Senin (20/4/2020), di Posko Covid-19 Jalan Sutomo Tebing Tinggi menjelaskan, pihaknya belum ada menerima laporan keluhan warga terkait kualitas beras yang dibagikan tersebut.
"Kita bekerjasama dengan Perum Bulog Cabang Medan dan apabila ada kemasan rusak mereka bersedia mengganti. Kami menghimbau kepada masyarakat penerima bantuan apabila ada yang menerima kemasan rusak, expired atau tidak sesuai dengan spesifikasi, Perum Bulog bersedia menggantinya,” ujar Marimbun.
Ia mengatakan, warga tinggal melaporkannya kepada tim, berapa jumlahnya dan tentunya harus ada bukti visualisasi yang menunjukkan itu adalah produk bulog yang mengalami kerusakan.
Marimbun menjelaskan, Pemko Tebing Tinggi melalui Dinas Pertanian telah menganggarkan dana sebesar Rp 750 juta untuk pengadaan 10.000 paket kebutuhan pokok gratis kepada warga yang ekonominya terdampak akibat virus covid-19 ini.
"Menjelang Ramadan kita telah membagikan 5.000 paket gratis kemarin serentak di 5 kecamatan. Rencananya kita akan membagikan sisa 5.000 lagi pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang," kata Marimbun.
Sebelumnya, puluhan warga Jalan Anturmangan, Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, mengeluhkan kualitas beras yang mereka terima dari pembagian bahan pangan Pemko setempat.
Menurut mereka rasanya payau dan berbau, berbatu dan berpasir. Sebahagian warga sudah sempat mengkonsumsi beras tersebut. Adapun paket bahan pangan yang mereka terima warga yakni, beras 5 kg merk "beraskita" produk Perum Bulog, mie instan 3 bungkus, minyak makan 1 kg, masker dan vitamin.
Ramdi Tanjung warga setempat mengaku, mereka diberi beras yang tak layak dimakan, rasanya payau dan berserak, tidak seperti beras, katanya dan menduga itu adalah beras lama.
“Kami mengharapkan kepada pemerintah agar segera dapat mengganti beras kami dengan beras yang layak,” harap Ramdi bersama warga lainnya.