Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Jemu stay at home. Lalu, sekitar 2.500 warga di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/4), menghambur ke jalanan. Mereka berunjuk rasa menolak lockdown yang diperintahkan oleh Gubernur Jay Inslee.
Pemimpin aksi, Tyler Miller berkata bahwa menutup kegiatan ekonomi dengan memilah-milah kategori penting dan tidak penting adalah pelanggaran konstitusi.
Mereka mengendarai mobil seraya memencet klakson dan memblokir jalan. “Tidak ada keraguan bahwa membela kebebasan adalah mempertaruhkan segala bahaya,” cetus Miller. “Revolusi Amerika terjadi pada puncak epidemi cacar. Para pendiri kita sangat menyadari risiko semacam ini".
Unjuk rasa di negara bagian Arizona, Colorado, Montana, dan Washington meletus pada Minggu (19/04), menyusul aksi protes di enam negara bagian lain.
Pada Sabtu, 19 April, lebih dari 200 orang berkumpul di luar kediaman gubernur Indiana. Seorang gadis mengacungkan foster, berbunyi, “Give Me Liberty, or Give Me Covid.” “Beri aku kebebasan, atau beri aku Covid."
Eh, Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal dukungan bagi para demonstran. Trump menilai kasus corona di AS sudah melewati masa puncak. Padahal, AS telah menjadi episenter krisis Covid-19. Lebih dari 735.000 kasus dan sekitar 40.000 kematian.
Kontroversi pun mencuat. Presiden Trump mendukung aksi penolakan lockdown tersebut. Tapi para gubernur negara bagian mempertahankannya. "Bebaskan Michigan, Minnesota dan Virginia," cuit Trump di Twitter.
Kecaman keras pun mengalir. "Presiden kita, jelas, tak bisa memenuhi alat tes (Corona). Sekarang dia memilih fokus ke aksi-aksi protes," cetus Gubernur Virginia, Ralph Northam.
Gubernur Jay Inslee, bahkan menilai Trump telah mendorong orang-orang untuk melanggar hukum. “Itu berbahaya," cetusnya, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/4).
Bahkan Gubernur Maryland, Larry Hogan dari Partai Republik, juga mengkritik Trump. "Mendorong masyarakat untuk memprotes.... itu benar-benar tak masuk akal," cetus Hogan kepada CNN.
Gubernur Jay Inslee menyebut dukungan presiden terhadap aksi itu "berbahaya," sama saja dengan mendorong "pembangkangan" pada UU negara bagian.
Gubernur New York Andrew Cuomo pekan ini akan memperlama lockdown hingga 15 Mei. "Kami masih harus memastikan wabah ini tetap terkendali," kata Cuomo. "Meskipun kita semua sangat ingin melanjutkan hidup dan melangkah ke depan."
Syukurlah, kita di Indonesia solid bersatu. Pemerintah, DPR dan seluruh masyarakat satu derap langkah melawan Covid-19.