Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Isu kehidupan normal baru atau new normal berembus. Kita terbayang perekonomian kembali bergulir. Namun ada yang mengganjal. Jangan sampai kebijakan new normal membuat kasus baru positif virus corona malah meningkat.
Rasanya bagai dua sisi mata uang. Ada harapan atau potensi namun dibayangi oleh risiko. Nah, ini dia: new normal silahkan saja, namun dibarengi dengan upaya meminimalisir risiko peningkatan kasus corona.
Memang, new normal bisa menekan ledakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai imbas pandemi COVID-19. Tentu saja tidak akan seperti memakai cabai. Langsung pedas. Mungkin, efeknya akan terasa pada kuartal IV-2020. Ini jika benar mulai diterapkan di Jakarta pada 5 Juni mendatang.
Maklum, stimulus yang telah diluncurkan pemerintah belum merata dirasakan oleh para pelaku usaha. Misalnya saja stimulus restrukturisasi kredit di perbankan. Belum semua pelaku usaha dapat menikmatinya.
Namun apapun, era normal baru akan membuat kondisi perekonomian Indonesia memungkinkan menjadi lebih sehat daripada tanpa new normal.
Kita terbayang mal-mal di DKI Jakarta dan sekitar akan dibuka kembali. Mungkin, secara bertahap akan diikuti oleh berbagai daerah, termasuk di Sumatera Utara. Apalagi sudah nyaris 3 bulan ditutup akibat corona.
So pasti, protokol kesehatan harus siap sedia. Harus ada basis yang harus diikuti semua pusat perbelanjaan. Misalnya, arus orang keluar masuk mal harus memakai masker. Ada pemeriksaan suhu tubuh. Pengaturan antrean, jumlah pengunjung atau jumlah customer di dalam sebuah toko.
Selama ini sesuai pemberlakukan PSBB, hanya supermarket, farmasi dan kesehatan, dan Food and Beverage yang boleh melayani delivery dan take away.
Nah khusus untuk restoran yang melayani delivery dan take away selama ini relatf tak mengalami banyak kesulitan. Tapi kalau yang dine in bagi restoran harus ada SOP tersendiri.
Misalnya, jumlah tempat duduk tidak digunakan 100%. Mungkin, secara bertahap, sekian persen dulu, baru full setelah kondisi kondusif.
Demikian juga dengan sektor lain. Tidak serta merta full capacity. Maksimal hanya 40 persen. Toh, sudah menggembirakan pelaku usaha. Lapangan kerja kembali tertampung. Perputaran uang mengalir. Margin diraih. Walau belum seberapa.
Ah, jika new normal tiba semoga membuat perekonomian mulai bergulir. Angka yang terinfeksi Covid-19 mudah-mudahan terguling pula.