Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan, berjanji akan memberikan hadiah uang tunai Rp 10 Juta bagi siapa saja yang mampu menangkap makhluk misterius penghisap darah yang menyerang ratusan ternak warga Pargompulan, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Hadiah diberikan bagi perseorangan maupun tim yang berhasil menangkap makluk tersebut hidup atau mati.
Hal itu disampaikannya menanggapi peristiwa munculnya makhluk misterius penghisap darah ratusan hewan ternak yang menggegerkan warga. Dianya mengaku prihatin terutama bagi warga yang mengalami kerugian materiil atas peristiwa menghebohkan itu.
Namun saat ini, Pemkab Taput belum bisa memberikan semacam kompensasi atau ganti rugi kepada warga sebelum diketahui dengan pasti apa sebenarnya yang terjadi.
"Kalau dalam bentuk kompensasi belum tepat lah ya, kan belum tahu kita apa sebenarnya yang terjadi. Namun bagi siapa saja yang berhasil menangkap makhluk misterius itu, baik perorangan maupun tim akan diberikan hadiah Rp 10 juta. Setelah itu baru kita pikirkan soal kerugian warga," kata Bupati Nikson kepada Medanbisnisdaily.com lewat telepon selulernya, Sabtu sore (20/6/2020).
BACA JUGA: Makhluk Misterius Hisap Darah Ratusan Ternak Gegerkan Warga Siborongborong Taput
Diberitakan sebelumnya, ratusan ternak milik warga mati diserang makhluk misterius dengan cara menghisap darah ternak namun tidak memakan bangkainya. Kepala Desa Pohan Tonga, Walben Siahaan, mengatakan peristiwa yang menngegerkan itu sudah terjadi sejak tiga hari belakangan.
"Sudah ratusan ternak yang mati. Ada ayam, bebek dan babi. Herannya makhluk misterius itu hanya menghisap darah namun tidak memakan bangkainya. Sampai saat ini kita masih berusaha mencari keberadaannyanya," kata Walben Siahaan.
Sejumlah warga pemilik ternak yang mati juga mengungkapkan kegelisahannya atas peristiwa itu. Makhluk misterius itu diduga tidak mengenal waktu siang atau malam hari menyerang ternak mereka.
Ditemui di lahan kebun jeruk miliknya yang cukup luas, Saut Simanjuntak, salah seorang warga yang mengalami kerugian paling banyak mengaku sudah kehilangan lebih dari 200 ekor ayam. Belum lagi bebek dan belakangan ternak babinya juga tak luput dari serangan makhluk ganas itu.
Dari pantauan di lokasi, di lahan yang cukup luas itu, Saut juga memelihara ratusan ternak ayam dan bebek yang dilepas liarkan di areal perkebunan jeruk miliknya.
"Kalau soal kerugian materi, sudah pasti banyak lah, ayam saya saja sudah lebih dari 200 ekor yang mati, bebek juga banyak. Tapi yang paling mengenaskan ternak babi pun ikut mati," ungkapnya sambil berharap masalah itu bisa segera teratasi.