Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Manajemen PT KAI (Persero) memperkirakan kas perusahaan akan negatif alias minus Rp 3,448 triliun hingga akhir tahun. Anjloknya kinerja perusahaan karena dampak virus Corona yang membuat mobilitas masyarakat terbatas.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menjelaskan, pendapatan perusahaan mengalami tekanan mulai Maret lalu. Ia menyebut, pendapatan KAI pada Januari mencapai Rp 2,3 triliun, Februari Rp 1,2 triliun kemudian anjlok di bulan Maret yang hanya Rp 890 miliar dan April Rp 684 miliar.
Sementara, pembayaran untuk pemasok dan karyawan terus berjalan. Pada Januari alokasinya Rp 1,7 triliun, Februari Rp 749 miliar, Maret Rp 1,4 triliun, dan April Rp 1,2 triliun.
Dengan kondisi tersebut, kas yang dihasilkan dari operasi yakni berupa pengurangan antara pendapatan dan pembayaran tersebut hingga akhir tahun diproyeksi minus Rp 2,049 triliun.
"Inilah dampak COVID langsung terasa di dalam cashflow kami kalau secara cashflow operasional maka dari cashflow dioperasikan sampai dengan akhir tahun proyeksi kami mengalami negatif Rp 2,049 triliun," katanya dalam rapat di Komisi VI DPR Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Kemudian, KAI ada pembayaran bunga dan beban keuangan yang hingga akhir tahun diproyeksi Rp 920 miliar. Lalu, ada pembayaran pajak penghasilan Rp 479 miliar hingga akhir tahun.
Dengan demikian total kas bersih yang berasal dari operasi sampai akhir tahun diproyeksi minus Rp Rp 3,448 triliun.
"Pada akhir tahun kas operasional kami akan mengalami negatif Rp 3,448 triliun," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengatakan KAI membutuhkan dana Rp 3,5 triliun agar arus kas perusahaan positif.
"Setelah efisien operasional sesuai skenario maka KAI masih membutuh dana Rp 3,5 triliun untuk menjaga arus kas positif 2020," ungkapnya.(dtf)