Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beijing. Otoritas Cina tengah menghadapi kemunculan cluster baru virus Corona (COVID-19) di wilayah Xinjiang, Cina. Sedikitnya sudah 17 kasus Corona tercatat muncul di Xinjiang dalam beberapa hari terakhir.
Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (18/7/2020), Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan 16 kasus Corona di antaranya tercatat di Xinjiang dalam 24 jam, atau sepanjang Jumat (17/7) waktu setempat. Angka ini melonjak drastis dibandingkan satu kasus yang tercatat sebelumnya di Xinjiang.
Secara nasional, seperti dilansir Reuters, NHC melaporkan 22 kasus baru Corona dalam sehari di wilayah Cina daratan. Selain 16 kasus baru muncul di Xinjiang, enam kasus lainnya merupakan kasus impor atau penularan di luar negeri.
Dengan tambahan itu, total 83.644 kasus Corona kini terkonfirmasi di Cina , dengan kematian mencapai 4.634 orang.
Kemunculan cluster penularan baru di Urumqi, Xinjiang ini terjadi saat otoritas Cina daratan telah mengatasi sebagian besar kasus penularan domestik di wilayahnya. Sebelum di Xinjiang, cluster penularan terbesar ada di sebuah pasar di Beijing yang menginfeksi lebih dari 330 orang dalam beberapa pekan.
Sumber penularan untuk cluster baru Corona di Xinjiang ini tidak diketahui pasti.
Sebagai antisipasi, otoritas Urumqi mengambil sejumlah langkah pembatasan seperti mengurangi layanan kereta bawah tanah, bus dan taksi, serta menutup akses di beberapa area permukiman setempat. Tidak hanya itu, menurut laporan media lokal, otoritas Urumqi juga membatasi jumlah orang yang keluar dari wilayahnya.
Xinjiang selama ini dikenal sebagai tempat tinggal sebagian besar etnis minoritas muslim Uighur, yang dilaporkan mengalami penindasan oleh pemerintah Cina. Wilayah Xinjiang yang berada di area barat jauh Cina memiliki pengamanan ketat yang ekstrem, yang oleh Cina dianggap perlu untuk mencegah aktivitas teroris. Beberapa kelompok etnis minoritas lainnya juga tinggal di wilayah ini.(dtc)