Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution tahu konsekuensi yang akan diterimanya jika memutuskan maju Pilkada Medan tanpa restu dari PDIP, partai politik tempatnya bernaung. Menurut Wakil Ketua DPD PDIP Sumut ini, pengabdian tertinggi adalah kepada masyarakat bukan kepada partai politik.
"Sebagai warga negara pengabdian tinggi adalah kepada bangsa dan negara, di Kota Medan, aku mengabdi kepada warga kota Medan, semua kepada warga Medan, tergantung kepada warga kota Medan," ujar Akhyar, di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Padang Bulan, Medan, Senin (20/7/2020) saat ditanya kemungkinan diberhentikan dari PDIP.
Akhyar menegaskan bahwa niatnya maju dan ikut kontestasi pilkada dalam rangka mengabdi. "Kan begini, saya ingin mengabdikan kepada Kota Medan. Kita serahkan kepada rakyat Kota Medan. Kalau warga Medan menghendaki, ada partai mencalonkan, aku jalan," tuturnya.
BACA JUGA: Akhyar Nasution: Sebagai Kader PDIP, Aku Minta Dicalonkan, Kalau Tidak, Gak Apa-apa!
Seperti diberitakan, PDIP tidak akan mengusung kadernya yang saat ini menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, sebagai calon Wali Kota Medan pada Pilkada Serentak 2020. Penyebabnya, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut itu telah lebih dahulu mendapat dukungan dari PKS dan Partai Demokrat.
"PDIP tidak akan berkoalisi dengan Demokrat dan PKS untuk kontestasi pilkada ke depan," ujar Plt Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat.
Keputusan tersebut diambil, kata Djarot, karena kedua partai dinilai berlawanan dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). "Aspirasi untuk tidak bekerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS juga banyak saya terima. Hal tersebut juga positif. Dengan kebersamaan antara Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan, sehat bagi demokrasi," ungkapnya.
Dijelaskannya, dalam mengusung calon kepala daerah, termasuk Gibran dan Bobby Nasution, PDIP mengambil keputusan atas dasar pertimbangan ideologis. "Utamanya bagaimana Pancasila dijalankan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Djarot menjelaskan, PDIP selalu mendorong, kerja sama politik dengan seluruh partai pengusung pemerintahan Jokowi. Katanya, kerja sama parpol dalam pilkada merupakan embrio kerja sama untuk Pemilu 2024.
“PDI Perjuangan sendiri memilih terus mengedepankan semangat gotong royong dan siap bekerja sama dengan parpol pendukung pemerintah,” ujarnya.
Sekadar mengingatkan dukungan PKS (7 kursi) dan Demokrat (4 kursi) sudah cukup mengantarkan Akhyar Nasution bertarung di Pilkada Medan 2020.