Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah minus 6,8% di triwulan I-2020, pertumbuhan ekonomi Cina yang bisa positif 3,2% di triwulan II langsung membuat harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) meroket. Harga CPO kini bertengger di level RM 2.700/metrik ton dari sebelumnya RM 2.660/metrik ton. Bahkan harga CPO ini sudah melesat jauh jika dibandingkan dengan awal bulan Juli yang masih berkisar RM 2.282/metrik ton.
Cina yang mampu keluar dari ancaman resesi dan langsung mendongkrak harga CPO tidak terlepas dari konsumsi yang cukup besar di negara tersebut. "Cina memang menjadi salah satu negara yang paling besar konsumsi CPO-nya dibandingkan dengan negara lain. Jadi wajar, saat Cina keluar dari resesi harga CPO langsung meroket," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (22/7/2020).
Gunawan mengatakan, jika nantinya sejumlah negara lain juga mampu melewati masa krisis dari tekanan ekonomi akibat pandemi corona, harga CPO akan mampu kembali naik di atas kisaran RM 3.000/metrik ton.
Disisi lain, pemerintah Indonesia juga terus mempercepat proses penyerapan sawit lokal dengan melakukan sejumlah upaya serius pengembangan bahan bakar dari sawit. Hal ini juga menjadi salah satu sentimen yang bisa memperbaiki kinerja harga sawit dalam jangka panjang.
Untuk jangka pendek ini, kata Gunawan, harga CPO masih akan sangat bergantung dari perkembangan obat dan vaksin corona termasuk penambahan jumlah kasusnya.
"Dan yang tak kalah penting adalah kinerja PDB sejumlah negara lain yang bisa saja menjadi kabar buruk atau baik tergantung dari realisasi data pertumbuhan di triwulan II-2020 ini," kata Gunawan.
Kenaikan harga CPO ini pun tentunya akan merubah harga keekonomian tandan buah segar (TBS) di level petani. Kenaikan harga CPO ini tentunya menjadi kabar baik bagi petani termasuk di Sumut.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, harga TBS di tingkat petani Sumut sudah sebulan mencatatkan tren kenaikan.
"Harga TBS pekan lalu sudah sekitar Rp 1.480/kg. Tren kenaikannya terjadi selama sebulan belakangan mulai dari Rp 1.385/kg kemudian naik ke Rp 1.400/kg, Rp 1.460/kg dan pekan lalu Rp 1.480/kg. Untuk pekan ini harga rata-ratanya belum keluar. Tapi jika merujuk pada kenaikan harga CPO, pasti akan naik lagi," katanya.
Gus mengatakan, petani sebelumnya optimis harga TBS bisa di level Rp 1.600-an/kg dalam waktu dekat apalagi harga penetapan provinsi sudah Rp 1.635,58/kg.