Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hajatan pemilihan umum (Pemilu), termasuk pemilihan presiden (pilpres) 2024 merupakan peristiwa politik yang tidak lepas dari 'kacamata' investor. Dan jika merujuk pada pemilu sebelum-sebelumnya, sikap investor pastinya akan lebih memilih wait and see dan bahkan cenderung lebih berhati-hati ketimbang melakukan kebijakan investasi. Baik itu investasi di sektor keuangan, maupun di sektor riil.
"Karena pada dasarnya investor itu butuh kepastian. Dan selama kepastian tidak ada, investor bisa saja memiliki kecendrungan untuk berspekulasi. Namun keputusan untuk berspekulasi disini cenderung akan lebih berani diambil oleh para investor di pasar keuangan. Karena risikonya bisa dieliminir setiap waktu. Berbeda dengan sektor riil yang risiko investasinya justru akan berdampak dalam jangka panjang. Sehingga umumnya investor di sektor riil akan menanti siapa pemimpin terpilih nantinya," kata ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (30/11/2023).
Ditambahkan Gunawan, kalaupun berani sedikit berspekulasi, investor sektor riil ini lebih cenderung melihat siapa kandidat kuat yang terpilih nantinya. Lantas selanjutnya mereka baru melakukan keputusan investasi. Sehingga keputusan investasi baik di pasar keuangan maupun sektor riil, pada dasarnya akan terlihat setelah mempertimbangkan siapa bakalan calon presiden (capres) yang menang dalam pemilu nantinya.
"Nah sejauh ini, dari ketiga pasangan capres belum ada satupun yang dinilai nantinya akan menang dalam satu putaran. Sehingga ketidakpastian masih menyelimuti ilkim investasi di tanah air. Walau demikian sejauh ini iklim investasi di tanah air masih cukup baik. Hajatan pilpres ini yang pada dasarnya membuat investor lebih cenderung berhati-hati," kata Gunawan.
Dikatakan Gunawan, investor tentunya akan bertaruh besar dalam kebijakan investasi yang akan diambil. Misalnya ada investor sektor ril yang memang punya rencana untuk berinvestasi di IKN. Tentunya saat ini mereka akan lebih memilih wait and see. Karena tidak semua capres memiliki rencana atau program yang sama dengan pendahulunya.
"Atau berbicara investor di pasar keuangan seperti pasar saham. Tentunya mereka juga akan melihat terlebih dahulu bagaimana visi dan misi capres yang terpilih nantinya. Sudah barang pasti mereka akan memilah sektor-sektor mana yang layak untuk dibeli jika capres tertentu nantinya memenangkan pemilihan. Yang paling penting dari itu semua, iklim investasi akan terjaga jika pemilu nantinya berjalan lancer dan aman," kata Gunawan.