Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tokyo. Wilayah Okinawa di Jepang menetapkan masa darurat terkait kasus-kasus virus Corona (COVID-19) yang mengalami lonjakan beberapa waktu terakhir. Setiap warga Okinawa diminta untuk tetap di rumah masing-masing selama dua pekan ke depan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (1/8/2020), Gubernur Okinawa, Denny Tamaki, meminta warganya untuk menghindari aktivitas non-esensial di luar rumah. Imbauan ini disampaikan setelah Okinawa mencatat tambahan kasus harian yang mencetak rekor baru.
Sebagian besar kasus Corona di Okinawa terdeteksi di beberapa pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut. Okinawa disebut tengah mengalami 'penyebaran eksplosif' virus Corona di wilayahnya.
"Kita melihat penyebaran penularan yang eksplosif. Kita menetapkan masa darurat," tegas Tamaki dalam pernyataannya.
Tamaki menyebut bahwa rumah-rumah sakit di Okinawa mulai kewalahan menangani lonjakan kasus Corona. Penetapan masa darurat di Okinawa ini berlaku hingga 15 Agustus mendatang.
Langkah pembatasan yang diterapkan di Okinawa ini bersifat tidak wajib dan tidak disertai penindakan agresif seperti di negara-negara lain. Namun diketahui bahwa imbauan serupa dari otoritas Jepang telah dipatuhi oleh sebagian besar warga.
Pada Jumat (31/7) waktu setempat, otoritas Okinawa melaporkan 71 kasus Corona dalam sehari. Total kasus Corona di Okinawa kini mencapai 395 kasus.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar atau sebanyak 248 kasus melibatkan tentara AS yang ditugaskan di Okinawa. Situasi ini memicu ketegangan antara militer AS dengan otoritas setempat, termasuk Tamaki yang mengaku kaget dengan tingginya jumlah kasus Corona di kalangan tentara AS.
Diketahui bahwa sekitar 20 ribu personel marinir AS ditugaskan di Okinawa, bersama ribuan personel militer AS lainnya. Kehadiran personel militer AS di Okinawa ini mendapat penolakan warga lokal sejak lama.
Sejauh ini, lebih dari 36 ribu kasus Corona tercatat di wilayah Jepang, dengan lebih dari 1.000 kematian.(dtc)