Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menutup perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok hingga 2,7% di level 5.006,22. Dampak dari resesi Jerman dan Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pada akhir pekan kemarin menjadi pemicu tekanan yang sangat besar di pasar saham. Kompak dengan IHSG, rupiah juga ikut rontok di level 14.630/dolar AS.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, kinerja pasar keuangan pada hari ini benar-benar dalam tekanan besar seiring dengan banyaknya data penting yang dirilis di pekan ini.
"Laju tekanan inflasi nasional yang justru mengalami deflasi sebesar 0,1% juga membuat pasar kian pesimis dengan kondisi daya beli masyarakat saat ini. Juli yang bertepatan dengan tahun ajaran baru dan Idul Adha justru tidak dibarengi dengan pemulihan harga konsumsi masyarakat," katanya, Senin (3/8/2020).
Rilis data deflasi tersebut membuat pasar memilih keluar terlebih dulu. Sampai nantinya rilis data pertumbuhan ekonomi nasional yang menjadi tolak ukur perhitungan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Saat ini memang kondisinya sangat sulit bagi pasar saham atau pasar keuangan secara keseluruhan.
Gunawan mengatakan, data domestik akan lebih banyak berpengaruh terhadap kondisi pasar keuangan di pekan ini. Sementara data dari luar, sebenarnya masih akan sesuai dengan ekspektasi. Yakni akan ada banyak negara yang mengalami krisis. Hanya saja, ukuran dalam mempertimbangkan besaran kerusakan ekonmi ini yang tengah dinanti oleh pelaku pasar.
"Sejauh ini, realisasi data pertumbuhan ekonomi kerap menyentuh batas paling buruk dari sekian banyak ekspektasi yang berkembang saat ini. Dan bahkan ada yang merealisasikan angka lebih buruk dari batas ekspektasi yang paling buruk sebelumnya," kata Gunawan.