Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com.Jakarta. Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengizinkan aplikasi video pendek asal China, TikTok di AS. Trump akan mengizinkan perusahaan di AS jika ingin membeli TikTok. Namun dengan syarat pemerintah AS harus mendapatkan sebagian besar keuntungan dari TikTok.
"Saat ini mereka tidak memiliki hak apa pun. Kecuali kita memberikan kepada mereka. TikTiok aset yang besar, tetapi bukan untuk AS. Jadi jika kita memberi mereka izin di AS, maka mereka harus memberikan sejumlah besar uang masuk ke Departemen Keuangan AS," kata Trump, dikutip dari CNN, Selasa (4/8/2020).
Trump akan memberikan batas waktu bagi TikTok untuk menemukan pembeli di AS hingga 15 September mendatang. Jika gagal, AS akan menutup aplikasi TikTok di negaranya. Dia menegaskan bahwa AS harus mendapatkan porsi yang signifikan dengan cara apapun.
"Apakah itu dari Microsoft atau perusahaan lain, Amerika Serikat harus mendapatkan persentase yang besar," tegas Trump.
Pernyataan Trump mendapatkan kritikan dari mantan penasihat hukum Divisi Antitrust Departemen Keuangan AS, Gene Kimmelman. Dia mengungkap persyaratan dari Trump tidak memiliki dasar hukum di Undang-Undang Antimonopoli AS.
"Ini tidak biasa dan di luar norma. Sulit memahami apa yang sebenarnya dibicarakan oleh presiden saat ini. Tidak pernah terjadi transaksi yang memanfaatkan implikasi geopolitik," kata Kimmelman.
Sebelum adanya pengumuman perizinan dari Trump. Sebagai perusahaan yang berencana mengakuisisi TikTok, Microsoft mengaku telah berbicara dengan Trump mengenai niat pembelian aplikasi tersebut.
Hal itu dikatakan oleh CEO Microsoft Satya Nadella pada sebuah postingan di blog. Nadella mengungkap perusahaannya tetap berkomitmen untuk mengakusisi TikTok dan menjamin manfaat ekonomi kepada AS.
"Microsoft berkomitmen untuk mengakuisisi TikTok dengan tunduk pada tinjauan keamanan lengkap dan memberikan manfaat ekonomi yang tepat bagi Amerika Serikat, termasuk Departemen Keuangan AS", kata Nadella.
Administrasi Trump telah berminggu-minggu tegas melarang TikTok dapat di akses di AS. Dengan alasan kekhawatiran akan privasi dan keamanan para penggunanya di Amerika. Tetapi sebagai upaya mereda kekhawatiran itu TikTok merekrut CEO yang berasal dari AS, yakni mantan petinggi Disney Kevin Maye.(dtf)