Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rektor Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UINSU) Prof Dr H Saidurrahman MAg menegaskan, di era kecanggihan teknologi dan persaingan kerja yang semakin ketat dewasa ini, lulusan UINSU dituntut untuk memiliki keterampilan dan tidak hanya mengandalkan ijazah.
Kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan terutama di zaman digitalisasi ini. Hal itu dikatakan Saidurrahman saat mewisuda 474 mahasiswanya secara daring di kampus II UINSU Jalan Williem Iskandar, Medan, Jumat ( 21/8/2020)
"Mahasiswa tidak boleh mencukupkan dirinya hanya dengan selembar ijazah dan transkip saja, tetapi harus membekali dirinya dengan beragam keterampilan yang akan memberi daya ungkit bagi alumni untuk memasuki dunia kerja," kata Saidurrahman.
Selain itu, dukungan secara institusi juga penting. Karenanya, UINSU sejak tahun 2016, sambung Saiduhrrahman, telah menetapkan program unggulan yang dikenal dengan tiga harga mati yang selanjutnya kita sempurnakan menjadi lima harga mati.
Adapun lima harga mati tersebut adalah, akreditasi, digitalisasi, internasionalisasi, filantropi dan pengembangan bisnis. Hemat saya kelima kebijakan dasar ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan penciptaan daya saing unggul untuk Indonesia maju di masa depan,” jelasnya.
Secara khusus, rektor menegaskan pentingnya digitalisasi kampus. Digitalisasi bukan sebatas penyediaan sarana dan prasarana belajar online (daring), administrasi akademik yang menggunakan aplikasi, tetapi digitalisasi adalah syarat mutlak bagi sebuah kampus yang ingin mewujud menjadi smart campus. Smart campus menjadi penting untuk menunjukkan kesiapan sebuah universitas untuk dapat bertumbuh dan berkembang di era disruptip atau dalam istilah lain era masyarakat 4.0.
“Penting untuk dipahami, smart campus bukan dalam arti sebuah kampus di mana di dalamnya terdapat mahasiswa yang smart (cerdas) atau dosen-dosen dan tenaga kependidikan yang cerdas (smart),” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Saidurrahman juga menginformasikan penundaan pelaksanaan pendidikan berbasis ma'had dikarenakan pandemi covid 19.
“Keselamatan dan kesehatan mahasiswa baru, bagi kami adalah priorotas. Namun di masa mendatang, jika pandemi ini berakhir, program ma’had akan tetap diselenggarakan. Terlebih Menteri Agama telah memberikan apresiasi dan mendukung secara penuh pendidikan berbasis ma’had,” sebutnya.
Melengkapi informasi, adapun 474 wisudawan berasal dari 8 fakultas serta 1 program pascasarjana. Di antaranya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebanyak 31 orang, Fakultas Syariah dan Hukum 40 orang, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 230 orang, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam 5 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebanyak 74 orang, Fakultas Ilmu Sosial 9 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat 16 orang, Fakultas Sains dan Teknologi 26 orang dan program Pascasarjana 19 orang.