Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mengawali perdagangan hari ini, mata uang rupiah rontok di level 14.820/dolar Amerika Serikat (AS). Independensi Bank Indonesia (BI) yang seperti dikebiri dalam draft RUU, membuat pelaku pasar 'membuang' rupiah terlebih dulu.
"Saya menilai RUU itu nantinya sangat potensial membuat kepercayaan pelaku pasar memudar. Dimana pelaku pasar saat ini lebih percaya kepada independensi BI dalam mengelola nilai tukar maupun kebijakan moneter secara mandiri. Yang saya khawatirkan saat ini adalah, dengan adanya RUU tersebut justru rupiah melanjutkan pelemahan di saat kita tengah berjibaku berhadapan dengan ancaman resesi," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (3/9/2020).
Gunawan mengatakan, pelemahan rupiah belakangan juga dipicu oleh skema burden sharing dimana pemerintah sejauh ini juga masih bergantung dalam pemenuhan anggaran dengan bersinergi bersama BI. Kebijakan apa pun yang akan diambil sebaiknya juga mempertimbangkan kepercayaan pelaku pasar.
Memang Indonesia tengah berhadapan dengan ancaman resesi dan pemerintah butuh anggaran untuk mempertahankan daya beli. Tetapi jangan sampai kebijakan lain yang diambil nantinya justru bisa memicu masalah baru pasar yang membuat rupiah harus dikorbankan. Karena stabilitas mata uang rupiah itu penting bukan hanya dalam kondisi normal atau pun kondisi resesi seperti sekarang.
"Kita butuh stabilitas rupiah yang kuat agar indikator ekonomi lainnya juga bisa terjaga dengan baik. Yang penting sinergi antara pemerintah dan BI ini yang perlu disempurnakan, bukan kewenangan masing-masing pihak yang diubah. Agar pelaku pasar tetap percaya bahwa pengendalian nilai tukar atau kebijakan moneter masih menggunakan prinsip ke hati-hatian yang mengedepankan keberlangsungan pembangunan dalam jangka panjang," kata Gunawan.
Sementara itu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berbalik mengalami tekanan. IHSG melemah tipis 0,086% atau turun 6,34 poin di level 5.306,99. Padahal di sesi pembukaan IHSG sempat dibuka menguat di level 5.311,23.