Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menurut laporan terbaru dari biro riset Canalys, akan ada sebanyak 278 juta unit ponsel 5G terjual di tahun 2020, dengan 65% diantaranya atau 172 juta unit didominasi oleh pasar China. Dengan demikian, rasanya tak akan sangat lama ponsel 5G mendominasi seiring penerapan jaringan 5G di berbagai negara.
Dilansir dari GSM Arena, hal itu didukung oleh kian murahnya harga. Misalnya, ponsel baru rilis Realme 3 dengan dukungan 5G menjadi ponsel 5G pertama dengan harga di bawah USD 150 atau sekitar Rp 2,2 juta (RP 1 = 14,901).
Canalys juga memprediksi jumlah ponsel 5G pada tahun 2021 akan naik menjadi dua kali lipat di seluruh dunia, di semua wilayah utama dengan pertumbuhan volume total yang besar.
Menurut Shengtao Jin, analis di Canalys, pencapaian tersebut tiga bulan lebih dari awal dari perkiraan dan akan terjadi secara signifikan di wilayah Asia Tenggara, EMEA (Europe, the Middle East and Africa) dan Amerika Latin tempat perusahaan smartphone dari China berkembang.
Pembuat smartphone akan terus mendorong perangkat 5G ke pasar. Canalys juga berpendapat bahwa Samsung akan jadi salah satu perusahaan non-China yang jadi pemain utama 5G. Sedangkan Huawei diperkirakan akan memainkan peran utama dalam adopsi smartphone 5G terlepas dari ketidakpastian yang diakibatkan sanksi Amerika Serikat.
Bahkan jika Huawei ternyata gagal, posisi Huawei pun akan dengan mudah digantikan oleh brand China lainnya seperti Xiaomi, Oppo, dan TCL.
Kemudian ,harga jual rata-rata ponsel 5G di Eropa diperkirakan akan turun menjadi USD 765 pada tahun 2021, dan kemudian akan kembali turun menjadi USD 447 pada tahun 2024.
Harga ponsel 5G di Eropa tidak akan sangat anjlok disebabkan karena di sana, Samsung dan Apple akan menjadi pemain utama di pasar 5G dan mereka memiliki portofolio ponsel yang lebih mahal daripada pesaingnya.(dtn)