Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mengawali perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah bergerak menguat di level 14.764/dolar Amerika Serikat (AS). Perkasanya mata uang rupiah tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan besaran suku bunga acuannya di level 4%. Penguatan rupiah sudah mulai terlihat pada perdagangan kemarin yang mampu ditutup di level 14.832, setelah sebelumnya sempat anjlok mendekati level 15.000/dolar AS.
Semenara itu, dolar AS juga masih diselimuti oleh sentimen negatif seiring dengan sikap pesimis (dovish) terhadap kinerja ekonomi AS di masa yang akan datang.
"Namun valatilitas pada mata uang bisa saja merugikan rupiah nantinya. Karena sentimen yang cepat berubah membuat pasar bisa balik arah dalam jangka pendek," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (18/9/2020).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun di awal pembukaan meskipun hanya sesaat. IHSG sempat melemah di level 5.037,37 namun 10 menit berselang IHSG mampu berada di zona hijau dikisaran 5.045. Di sesi pembukaan, IHSG menunjukkan kalau kinerjanya masih relatif stabil dibandingkan dengan sesi penutupan perdagangan sebelumnya.
Gunawan mengatakan, investor perlu mewaspadai gerak IHSG karena pada hari ini sangat berpeluang mencoba level psikologis 5.000. Akhir pekan ini diperkirakan menjadi hari yang tidak begitu baik bagi IHSG.
"Kinerja pasar keuangan belum sepenuhnya ditopang oleh sentimen positif. Seiring dengan kian memanasnya hubungan geopolitik di wilayah laut Cina Selatan. Dimana sejumlah negara di kawasan Asia saat ini saling megkhawatirkan kemungkinan agresi militer antara kubu Cina dan AS," kata Gunawan.