Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Di tengah maraknya wabah pandemi covid-19 terutama di berbagai kota-kota besar di Indonesia, namun tidak menyurutkan para pekerja musik di tanah air untuk tetap berkarya. Termasuk Niesya Harahap, penyanyi pendatang baru asal kota Medan yang telah melahirkan tiga album single lagunya. Pada Jumat (25/9/2020) ini ia kembali meluncurkan album singlenya yang keempat berjudul ”Keraguan".
Niesya memang cukup sibuk terlebih dalam tiga bulan belakangan ini ia baru memulai studi lanjut S2 psikologi di Universitas Indonesia. Walau begitu, ia masih sempat buat single baru.
"Niesya memang lagi sibuk studi S2 tapi udah planning untuk tetap konsisten produksi single-single lagu terus dan rencananya tahun depan bisa ngeluarin album perdana," katanya dalam siaran tertulisnya kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (24/9/2020)
Soal lagu keempatnya, Niesya mengatakan unsur musiknya lebih ’jazzy'. "Aku mencoba menawarkan bentuk lagu dalam format acoustic jazz. Namun penggarapannya aku coba menghadirkan kembali bentuk permainan Brazilian samba khususnya untuk pendengar musik di Indonesia. Dari dulu aku suka banget lagu-lagu jazz terutama lagu aliran mainstream. Jazz yang dibawakan Nat King Cole dan Ella Fitzgerald,” akunya.
Soal musisi yang bermain mengiringi lagu barunya ini, Niesya mengatakan, format iringan musik dalam lagunya ini hanya acoustic guitar dan percussion set. Yang main guitar adalah papanya dan yang main percussion set: conga, shaker dan surdu Brazil, adalah temannya, Brian Riordan, seorang percussionist yang tinggal di Amerika.
”Jadi, proses sharing ide dan pengerjaan rekaman musik di dua tempat yang jauh ternyata butuh waktu yang cukup lama, meski komunikasi bisa langsung lewat WA,” lanjutnya.
Kalau dibandingkan keempat single lagu yang dibuat Niesya terdengar sangat kontras. Lagu pertamanya “Gundah” lebih bernuansa pop orchestra. Lagu keduanya “Kepergianmu” lebih melancholy dan lagu ketiganya “Aku Melihat Indonesia” kuat dengan sentuhan folk music.
Niesya mengaku sejak kecil terbiasa mendengar berbagai macam genre musik dari koleksi album musik dunia yang dimiliki orangtuanya Irwansyah Harahap dan Rithaony Hutajulu. Kedua orangtuanya sendiri adalah pendiri kelompok “Suarasama” beraliran world music yang karya-karya musiknya telah diterbitkan di Perancis dan USA. Sejak lima tahun belakangan ini Niesya juga terlibat dalam berbagai pementasan kelompok Suarasama di dalam dan luar negeri, di antaranya di German, Belanda dan Spanyol.
Tiga lagu single Niesya sebelumnya mendapat cukup perhatian publik musik di Indonesia. Lagu pertamanya berjudul “Gundah” yang diterbitkannya pada bulan Februari 2020 lalu masuk di berbagai Playlist di Spotify seperti “New Music Friday Indonesia”, “Musik Akhir Pekan”, “Generasi Galau” dan Playlist dari Ami Awards yaitu “Musik Minggu Ini” dan “Dirumah Sajalah” serta berbagai playlist personal lainnya sebanyak kurang lebih 50an playlist.
Album single keduanya berjudul “Kepergianmu” yang ia terbitkan di bulan Mei 2020 juga masuk dalam beberapa Playlist di Spotify seperti “New Music Friday Indonesia” dan “Musik Akhir Pekan”.
Begitu juga single ketiganya ”Aku Melihat Indonesia” yang ia luncurkan di bulan Agustus lalu juga mendapat tempat di berbagai playlist dan juga media cetak di beberapa kota di Indonesia.
”Di dalam bermusik aku memang senang untuk bereksplorasi. Bagiku itu menyenangkan. Mungkin di suatu saat nanti akan aku tentukan pilihan bermusikku seperti apa," ucapnya.
Pengerjaan album keempatnya ini dikatakan Niesya dilakukan di Rossi Music Studio di Jakarta. Sementara pengerjaan audio mixing dilakukan oleh Ano Stevano dan audio masteringnya dilakukan oleh Dimas Pradipta di Jakarta, orang yang juga mengerjakan untuk ketiga albumnya.