Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Untuk mengangkat kembali geliat pariwisata di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka dan Desa Daulu Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Teater Rumah Mata akan menggelar pertunjukan sinematografi teater berjudul "Tendi Karo Volkano".
Pertunjukan yang mendapat dukungan dari Dana Indonesiana Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini, direncanakan digelar di dua desa tersebut pada Agustus 2024.
Promotor kegiatan Benson Adi Saputra Kaban mengatakan, pertunjukan ini merupakan hasil dari proses penciptaan karya kreatif inovatif yang bersumber dari ekosistem gunung api di Tanah Karo.
Produser film layar lebar “Dari Tongging Turun ke Hati" ini menjelaskan, kedua desa memiliki pesona limpahan sumber daya alam, seni budaya yang original, autentik dan eksotik.
Menurutnya, lahan pertanian di desa ini dapat ditingkatkan menjadi agrowisata. Sementara ritual dan berbagai bentuk produk budayanya dapat dikelola menjadi wisata budaya, seperti ritual "Erpangir Ku Lau" di Lau Debuk-debuk.
"Kami membaca ulang jejak-jejak vulkanik enam gunung api di Tanah Karo lewat cara pandang seni pertunjukan. Sebuah tafsir estetik yang menghubungkan peradaban hulu dan hilir," kata Benson kepada medanbisnisdaily.com, Minggu malam (14/4/2024
Dijelaskannya, 6 gunung api itu saling berkomunikasi membentuk ekosistem taman gunung api.
Gunung-gunung itu pernah meletus dari zaman purba hingga masa kini. Antara lain, Gunung Pintau yang jejak letusannya membentuk kaldera berbentuk oval berupa tebing curam.
Sipiso-piso yang berbentuk kubah sebagai kode berakhirnya letusan supervolcano Toba dimana Gunung Sibuaten tegak menopang di sebelahnya.
Kemudian Gunung Barus yang berada di sayap Sibayak dengan hutan lebat yang penuh misteri.
Gunung Sinabung meletus berkepanjangan setelah 400 tahun diam. Dan Gunung Sibayak memiliki sumber mata air panas, energi geothermal dan akifer.
"Jejak-jejak letusan ini dimanfaatkan untuk pertanian, geowisata, pembangkit listrik tenaga uap, produksi air bersih dan hulu sungai-sungai yang ada di kota Medan sekitarnya. Sebuah momen geologi yang unik, otentik dan eksotik," ungkap Benson.
Selain itu, jelas Benson, beberapa cerita rakyat dari kawasan ini dapat dikelola jadi wisata situs gunung api. Contohnya Uruk Pertekteken setelah digali dan telusuri ternyata menyimpan kandungan gas geothermal sebagai jejak letusan Gunung Sibayak yang dimanfaatkan pemerintah sebagai pembangkit listrik tenaga geothermal.
Dari kawasan ini juga akifer-akifer gunung api menjadi sumber air bersih yang dimanfaatkan PDAM untuk ketersediaan air bersih bagi masyarakat Kota Medan.
"Raja Berneh (Semangat Gunung) dan Daulu semakin memiliki daya tarik yang kuat sebagai desa wisata dengan melimpahnya wisata pemandian air panas dan wisata pendakian Gunung Sibayak yang dapat ditingkatkan pengelolaannya menjadi geokulutur wisata. Tercatat hingga kini ada sekitar 60 titik lokasi wisata pemandian air panas," jelas Benson
Pasca pertunjukan, lanjut Benson, pihaknya juga kembali akan memproduksi sebuah film bertema kebudayaan dan pariwisata guna mempromosikan dan lebih mengenalkan kepada dunia tentang potensi wisata lembah Sibayak, yang seluruh pemainnya berasal dari 2 desa tersebut.
Ketua Teater Rumah Mata Agus Susilo menambahkan, kolaborasi batu, tanah dan air merupakan sumber kreativitas dalam karya ini.
Hal itu juga telah dikembangkan lewat perjalanan Tour The Karo Volcano Park yang digagas Gegeh Persada Film dalam rangkaian produksi film layar lebar "Perik Sidua-dua" beberapa waktu lalu. Film ini digarap selama 5 bulan, kata Agus yang juga sutradara "Perik Sidua-dua"
Menurut Agus, "Tendi Karo Volkano" adalah karya teater yang mengungkap perjalanan mantra yang menelisik setiap pertumbuhan gerak dialektik dari akar hinga ke puncak pegunungan.
Rute saling menyilang tidak bertabrakan mengaitkan persimpangan ke suasana sakral yang berhembus dari berbagai penjuru. Melahirkan para perlanja sira yang memanfaatkan sungai sebagai jalur lalu lintas.
"Suara enam gunung melompat-lompat bergemuruh di dalam mantra yang terus bergerak dari laut ke pegunungan. Berabad-abad pertempuran peradaban saling memiliki dan dimiliki. Teater perjalanan mantra menghadirkan tendi leluhur Karo ke tubuh teater yang mengizinkan hulu dan hilir membangun peristiwa di dalamnya.
Dijelaskan Agus, kisah perlanja sira tidak berhenti pada makna orang-orang gunung yang mencari garam hingga ke pesisir.
Perlanja sira adalah negosiator yang berani keluar masuk ke ruang baru. Sebagai agen budaya yang melayarkan rumah adatnya ke lautan dan memikul bahtera ke pegunungan.
"Harapannya lewat sinematografi teater 'Tendi Karo Volkano” ini akan mempercepat proses lahirnya desa wisata di tanah Karo yang fokus mengembangkan geokultur wisata dari ekosistem gunung api," tandasnya.