Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sektor transportasi menerima dampak besar dari pengurangan aktivitas masyarakat di masa pandemi COVID-19. Berkurangnya hilir-mudik masyarakat dan barang, praktis membuat kegiatan semua moda transportasi menurun, termasuk transportasi laut.
Namun, semenjak bulan Mei, Data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) menunjukkan aktivitas transportasi laut mulai menunjukkan tren positif. Angkutan penumpang maupun logistik via laut perlahan meningkat aktivitasnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo mengemukakan sektor transportasi perairan Indonesia diuntungkan dengan luasnya wilayah, dan jumlah penduduk yang besar, sehingga menimbulkan kebutuhan logistik yang tinggi.
"Kargo harus jalan, penumpang juga harus jalan, sehingga ekonomi bisa terus berjalan, namun tentu harus dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Agus melalui keterangan tertulis, Rabu (30/9/2020).
Lebih lanjut Agus menjelaskan Kementerian Perhubungan memberikan relaksasi bagi para operator untuk sertifikasi kapal, perizinan, dan yang lainnya. Hal itu dilakukan agar mereka bisa tetap beroperasi, sehingga kegiatan ekonomi terus berdenyut.
"Kita berikan penundaan, supaya mereka tetap dapat beroperasi dengan baik, bahkan kami juga telah memaksimalkan pelayanan dengan sistem online," jelas Agus.
Pemerintah melalui Kemenhub terus mengkaji berbagai aspek untuk mencari solusi buat sektor transportasi, salah satunya melalui kajian bertema 'Strategi Adaptasi dan Pemulihan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Pada Saat dan Pasca Pandemi COVID-19' pada Selasa (29/9). Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengkaji berbagai upaya untuk membangkitkan kegiatan sektor transportasi perairan.
"Pandemi memang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, namun tanpa upaya sigap dari pemangku kebijakan untuk selamatkan nyawa penduduk Indonesia, maka optimisme perekonomian tidak akan pernah datang," ujar Kepala Balitbanghub Umiyatun Hayati Triastuti.
Kajian tersebut mengeluarkan beberapa rekomendasi. Pertama, diperlukan stimulus dari pemerintah untuk memulihkan aktivitas transportasi perairan.
Rektor ITS Mochammad Ashari menjabarkan stimulus yang diberikan dapat berbentuk subsidi kepada operator dengan optimalisasi pemanfaatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), berupa keringanan penangguhan pembayaran pajak, pembebasan biaya kepelabuhanan, relaksasi pinjaman, juga subsidi terkait biaya penerapan protokol kesehatan.
"Tanpa adanya relaksasi atau bantuan, kawan-kawan di bisnis kapal dan penyeberangan akan sulit untuk bangkit," sambung Ashari.
Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan PEN, Raden Pardede menimpali, COVID-19 ini akan mendorong perubahan struktur ekonomi dan akselerasi teknologi ke arah industri 4.0 pada sektor transportasi.
"Post COVID ini ke depannya akan terjadi percepatan industri 4.0, dan itu harus disiapkan, termasuk di sektor transportasi," ungkap Pardede.
Ia menguraikan, ada beberapa program pemulihan ekonomi di sektor transportasi yang disiapkan Komite Penanganan COVID-19 dan PEN. Program yang dimaksud, antara lain Indonesia sehat, dijalankan dengan memulihkan kepercayaan masyarakat, sehingga potensi kegiatan serta konsumsi masyarakat meningkat. Program ini diharapkan akan menggerakan investasi.
Program berikutnya, yakni Indonesia bekerja. Dijelaskan Pardede, pemerintah akan fokus membuat serangkaian upaya untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Selanjutnya, program Indonesia tumbuh, mendorong lahirnya transformasi dan adaptasi di setiap sektor, khususnya transportasi.(dtc)