Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Keterbatasan lahan di Tanah Karo memunculkan sebuah rencana sekaligus gerakan mengajak warga Karo yang memiliki proyeksi jangka panjang sebagai petani untuk memulainya di Kalimantan Timur (Kaltim), yang dipersiapkan pemerintah sebagai ibu kota baru RI. Program bertajuk Trans Karo ini bahkan sudah memiliki pelaksana di Kaltim yakni Yayasan Rajutan Kasih Abadi (YRKA), sekaligus sebagai penjamin kesuksesannya.
Tokoh sekaligus penggagas Program Trans Karo, Heben Heser Ginting, mengatakan, luas lahan produktif (lahan pertanian) di Karo jika dibagikan dengan jumlah penduduk hasilnya 0,4 ha/KK. Artinya banyak penduduk di kabupaten Karo sudah tidak punya tanah. Selain faktor krisis, kepemilikan tanah berkurang dan habis karena pembagian secara kultur di keluarga.
Untuk konteks saat ini, jika seorang keluarga memiliki 3 orang anak maka 2 orang harus merantau, hanya 1 orang yang tinggal di Karo. Jika tidak, akan muncul persoalan baru untuk jangka panjang.
"Maka soal kepemilikan lahan di Karo harus diubah. Lahan warisan keluarga tidak dibagikan dan tidak dijual, tapi dimiliki secara kolektif di internal keluarga dan jika ada uang hasil usaha, melakukan ekspansi pembelian tanah diluar kabupaten Karo dan melakukan perpindahan," katanya, Minggu (18/10/2020).
Di lain sisi, kata Heben, potensi sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Karo sebagai petani cukup baik. Ini menjadi modal utama bagi warga Karo untuk memulai usaha pertanian karena sudah menjadi petani turun-temurun.
"Sejak erupsi Gunung Sinabung, program relokasi bagi saya tidak berhasil, karena korban erupsi rata-rata adalah petani handal yang selama ini tinggal di ring Gunung Sinabung dengan ketinggian 1.200-1.300 mdpl. Dipaksa relokasi di Siosar ring Gunung Sibuatan di ketinggian 1.600-1.800 mdpl, lahan maksimal hanya didapat setengah hektar atau 5.000 meter dan tinggal di rumah mirip barak tentara," katanya.
Jadi perpindahan ke Kaltim sebagai petani, katanya, sebuah pilihan baik untuk saat ini. Masa depan ada di sana setelah jadi petani dan anak bisa jadi pedagang dan usaha lainnya serta bisa mengecap pendidikan karena terbiayai dari hasil tani.
Sebagai inisiator, pihaknya memiliki lahan ratusan hektar di Kalimantan Timur yang sudah dipersiapkan menjadi percontohan untuk memulai program ini. Pihaknya juga memfasilitasi Bupati Karo bertemu dengan Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Kutai Kartanegara terkait hal ini.
YRKA juga menarik dukungan dari lintas kementerian terkait, karena ini menyangkut Program Ketahanan Nasional dan ikut serta mensukseskan program nasional tentang ibu kota baru RI.
Menanggapi hal ini, Bupati Karo, Terkelin Brahmana, sangat merespon pemaparan yang disampaikan Heben dan bahkan langsung diarahkan dinas terkait untuk segera merespon dengan meminta Draf Rencana Program Trans Karo secara lengkap.
"Saya sangat mendukung program ini, sebab dapat membantu perkembangan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat Karo terutama para petani. Semoga ini akan menjadi kenyataan," katanya.