Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Hong Kong. Maskapai asal Hong Kong, Cathay Pasific memutuskan mengakhiri operasi Cathay Dragon. Imbasnya, 5.900 karyawan dirumahkan.
Pandemi COVID-19 kembali memukul dunia penerbangan. Kali ini nasib buruk menimpa Cathay Pasific yang menghapus brand mereka Cathay Dragon atau dulu dikenal sebagai Dragonair.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (21/10/2020) Cathay Dargon mengoperasikan sebagian besar penerbangan grup tersebut baik dari dan menuju daratan China.
Namun peminatnya kian menurun sejak sebelum pandemi, tepatnya ketika protes anti-pemerintah yang meluas di Hong Kong. Kondisinya memburuk saat pandemi berlangsung selama hampir setahun.
Sebenarnya rencana mengakhiri operasi Cathay Dragon sudah ada sejak awal tahun 2020. Akan tetapi rencana itu terhambat regulator penerbangan China karena pelanggaran selama protes pro-demokrasi tahun lalu.
Cathay mengatakan maskapai akan segera menghentikan operasi dan meminta persetujuan peraturan untuk membatalkan sebagian besar rute Cathay Dragon di Cathay Pasific dan di maskapai HK Express.
Mereka juga akan merumahkan 5.900 karyawan sebagai konsekuensinya. Secara keseluruhan, grup maskapai itu akan memangkas 8.500 karyawan atau 24 persen dari total karyawan. Jumlah ini termasuk 2.600 karyawan yang sebelumnya sudah tidak bekerja secara normal selama pandemi.
"Sekarang Cathay telah memutuskan jumlah karyawan (yang bekerja) dan penghapusan brand Dragon. Mereka mengetahui kapasitas maskapai dan strukturnya ke depan dan dapat menyelesaikan armada dan rencana jaringan barunya," kata seorang analis penerbangan independen, Brendan Sobie.
Sementara itu, Cathay Pasific memang mengakui kondisi pandemi COVID-19 membuat mereka terpukul. Maskapai itu harus melakukan rekonstruksi kontrak awak kabin dan pilot mereka yang menelan biaya mencapai USD 283,9 juta.
"Pandemi global terus berdampak buruk pada penerbangan dan kenyataan yang sulit adalah kami secara fundamental merestrukturisasi grup untuk bertahan hidup," kata Kepala Eksekutif Cathay Augustus Tang dalam sebuah pernyataan.
Maskapai itu juga telah menyimpan 40 persen armadanya di luar Hong Kong. Mereka berencana akan mengoperasikan 50 persen dari kapasitas penerbangan mereka pada 2021.(dtt)