Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Mata uang Turki, Lira Turki anjlok dan mencapai rekor terendah 8,15 Lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu disebabkan kekhawatiran investor atas ekonomi Turki di tengah pandemi COVID-19 dan ketegangan antara Turki dan Prancis.
Perlu diketahui baru-baru ini Turki dan Prancis tengah tegang. Berawal dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan akan bertindak keras kepada Islam radikal hingga menyebut Islam dalam krisis. Akhirnya Presiden Turki Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan geram dan meminta orang Turki boikot barang Prancis.
Menurut analis keadaan ekonomi Turki juga kian melemah saat ini, inflasi negara itu melonjak 11,7 % bulan lalu. Bahkan bank central Central Bank of the Republic of Turkey menolak kenaikan suku bunga utama Turki. Padahal kenaikan suku bunga dapat mengurangi inflasi dan mendorong investor untuk membeli Lira.
"Meningkatnya ketegangan geopolitik dengan AS dan UE adalah sumber baru tekanan yang melemahkan Lira," kata seorang pedagang valuta asing Turki yang dikutip oleh kantor berita Reuters.
Melansir dari BBC, Rabu (28/10/2020) analis Rabobank Piotr Matys mengatakan Turki juga khawatir jika kemenangan presiden AS didapatkan Joe Biden, Turki akan dihadapkan sanksi karena membeli sistem pertahanan anti pesawat Rusia.
Lira Turki telah kehilangan 26% nilainya tahun ini dan pihak berwenang Turki melaporkan telah menghabiskan sekitar US$ 134 miliar dalam 18 bulan terakhir untuk menopang mata uang tersebut.
Menjual miliaran dolar untuk mempertahankan lira telah menghabiskan cadangan devisa Turki. Perekonomian diperkirakan akan berkontraksi tajam tahun ini.(dtf)