Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI) Sumut, Zulfahri Siagian menilai lemahnya aturan yang dibuat pemerintah hingga membuat nelayan Indonesia tertarik bekerja di Kapal Ikan Asing (KIA). Ironisnya, nelayan Indonesia tersebut mencuri ikan dengan KIA di perairan teritorial Indonesia.
Penilaian itu disampaikan Zulfahri Siagian kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (3/11/2020), terkait tertangkapnya KIA berbendera Malaysia yang diawaki WNI asal Tanjungbalai, Sumatera Utara, sehari sebelumnya.
Zulfahri mengatakan, kurangnya pembinaan terhadap nelayan di dalam negeri, mengundang nelayan kita untuk hijrah ke negara tetangga untuk pekerja di sektor kelautan. "Ironisnya mereka, nelayan kita mencuri ikan di negeri sendiri untuk kepentingan negara asing," sebut mantan Bendahara DPD Anshor Sumut tersebut.
Aktivis nelayan ini menambahkan bahwa semestinya nelayan bekerja di dalam negeri, mengingat ikan di perairan Indonesia relatif banyak jumlahnya. Tinggal kebijakan pemerintah yang perlu dalam mengatur sistem penangkapan ikan.
"Karena itu perlu adanya pembinaan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI terhadap nelayan," ujar pria yang akrab disapa Fahri tersebut.
Ke depan, Fahri meminta instansi terkait untuk menjadikan masalah nelayan Indonesia yang bekerja di KIA dan mencuri ikan pula di perairan Indonesia, menjadi pelajaran dan mencarikan solusi agar nelayan nyaman bekerja di negeri sendiri.