Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Lebih dari 95 juta orang di Amerika Serikat (AS) telah melakukan early voting atau memberikan suaranya melalui pemungutan suara lebih awal dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020. Angka ini telah melebihi separuh dari total jumlah pemilih keseluruhan dalam pilpres 2016 lalu.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (3/11/2020), jumlah pemilih awal yang tergolong sangat tinggi diperkirakan akan berkontribusi pada tercetaknya rekor baru untuk jumlah pemilih AS secara total dalam pilpres tahun ini.
Menurut penghitungan dari US Elections Project di Universitas Florida, data hingga Senin (2/11) waktu setempat menunjukkan lebih dari 95 juta orang telah menggunakan hak pilih mereka dalam pemungutan suara awal.
Angka tersebut setara dengan 69 persen dari total jumlah pemilih dalam pilpres 2016 lalu.
Peningkatan tajam dalam pemungutan suara via pos maupun secara langsung dipicu oleh pandemi virus Corona (COVID-19), yang telah menewaskan lebih dari 230 ribu orang di AS.
Presiden Donald Trump, yang pemerintahannya dikritik atas caranya menangani pandemi Corona, kalah unggul dari penantangnya, Joe Biden, capres dari Partai Demokrat dalam sejumlah polling nasional. Polling terbaru dari Reuters/Ipsos yang dilakukan pada 27-29 Oktober lalu menunjukkan Biden memimpin dengan 51 persen suara melawan Trump dengan 43 persen suara.
Namun pertempuran sengit masih terjadi di negara-negara bagian yang menentukan hasil pilpres melalui Electoral College, termasuk Arizona, Florida dan North Carolina.
Sejumlah besar pendukung Trump dan Partai Republik diperkirakan akan hadir langsung di tempat pemungutan suara pada Selasa (3/11) waktu setempat, setelah Trump, tanpa bukti, menebarkan ketidakpercayaan terhadap pemungutan suara via pos dengan menyebutnya rawan penipuan.
Sebagian besar pendukung Partai Demokrat mendukung pemungutan suara awal, tidak hanya karena pandemi Corona, tapi juga karena langkah-langkah yang dilakukan pemerintahan Trump untuk memperlambat pemrosesan surat suara via pos.
Para pakar memprediksi jumlah pemilih total untuk pilpres tahun ini akan dengan mudah melampaui 138 juta orang yang menggunakan suaranya dalam pilpres 2016. Untuk pemungutan suara awal tahun 2016 lalu, tercatat hanya 47 juta orang yang menggunakan hak suaranya lebih awal.(dtc)