Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Portland. Unjuk rasa pasca pilpres Amerika Serikat (AS) di Portland, Oregon, berujung kerusuhan. Setidaknya delapan orang ditangkap.
Seperti dilansir ABC News, Kamis (5/11/2020), otoritas kota Portland menetapkan bahwa kerusuhan telah terjadi pada Rabu (4/11) malam waktu setempat setelah para demonstran anti-Donald Trump mengamuk menghancurkan kaca-kaca toko. Garda Nasional pun diaktifkan di wilayah tersebut karena adanya tindak kekerasan di pusat kota.
Kantor Sheriff Multnomah County dalam pernyataannya mengumumkan sedikitnya delapan orang ditangkap dalam kerusuhan di Portland.
Disebutkan juga oleh Kantor Sheriff Multnomah County bahwa sejumlah benda seperti palu, cat semprot dan kembang api kelas komersial disita dari mereka yang terlibat kerusuhan.
Portland telah menjadi tempat bentrokan berbulan-bulan antara polisi dan pengunjuk rasa, yang marah atas pembunuhan orang-orang kulit hitam Amerika oleh petugas penegak hukum di seluruh negeri.
Warga AS di berbagai wilayah turun ke jalanan untuk meminta setiap suara pemilih dalam pilpres tahun ini dihitung, setelah Presiden Donald Trump yang tanpa dasar mengklaim ada penipuan besar dalam pilpres dan menyatakan akan mengambil langkah hukum di beberapa negara bagian.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/11/2020), kerusuhan di Portland berawal ketika para pengunjuk rasa berkumpul di tepi sungai Portland dan bersumpah untuk "melindungi hasil" pilpres yang berlangsung ketat. Para demonstran membawa spanduk bertuliskan "Hitung Setiap Suara" dan "Pemungutan Suara Telah Berakhir. Pertarungan Berlanjut."
"Kami ingin Trump mundur dari jabatannya, itulah fokus utama," ujar seorang pemimpin demo di depan para demonstran yang disambut dengan sorakan keras.
Beberapa demonstran bahkan secara terang-terangan membawa senjata api, termasuk senapan, dan satu spanduk anti-rasisme dan anti-imperialisme.(dtc)