Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Indonesia resmi masuk ke dalam jurang resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan perekonomian Indonesia kembali minus di kuartal III-2020, yakni -3,49%, setelah sebelumnya -5,32% di kuartal II-2020.
Dampak dari resesi sendiri beragam, mulai dari dampak ke dunia usaha yakni menurunkan pendapatan sebuah perusahaan, juga bisa mengancam pendapatan perorangan atau masyarakat.
Oleh sebab itu, investasi bisa menjadi solusi agar kekuatan ekonomi perorangan bisa tahan banting menghadapi dampak resesi. Berikut 5 tips untuk berinvestasi di tengah pandemi.
1. Sesuaikan Kondisi
Sebelum berinvestasi, detikers harus mengukur kemampuan keuangan harus jadi pertimbangan utama. Apabila memang dalam sedang sulit jangan paksakan untuk berinvestasi, ada baiknya kalau ada uang lebih ditabung saja.
"Cuma semua kembali ke kemampuan masing-masing ya, kalau memang ada isu keuangan kayak habis kena PHK atau bisnis shutdown, ditabung dulu aja. Agar mudah digunakan kalau ada keadaan darurat," kata Perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho.
2. Pisahkan Dana Kebutuhan Pokok
Jika sudah mantap ingin berinvestasi, maka detikers sebaiknya menyisihkan terlebih dahulu biaya-biaya kebutuhan bulanan yang tetap. Kalau bisa sisihkan juga dana darurat untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi ke depan di tengah resesi.
Pasalnya, di tengah kondisi resesi PHK bisa mengintai siapapun, bagi yang berbisnis pun ada juga ancaman usahanya jadi lesu.
"Jangan lupa pastikan dulu kebutuhan harian dan bulanan terpenuhi. Kalau bisa sisihkan sekalian untuk dana darurat," kata Andy.
3. Sisihkan Gaji
Langkah selanjutnya ialah menyisihkan gaji. Menurut Andy, idealnya 10% dari gaji harus bisa digunakan untuk berinvestasi.
"Prinsipnya ideal itu 10% dari penghasilan kita. Misal gaji Rp 5 juta kan, bisa Rp 500 ribu sebulan," ungkap Andy.
4. Pilih Jenis Investasi
Ada dua jenis investasi di dunia ini, yakni investasi fixed income atau pendapatan tetap, dan investasi likuid. Menurut Perencana Keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali, investasi fixed income adalah investasi teraman di tengah resesi. Pasalnya, produk investasi fixed income sudah pasti memberikan pendapatan seperti bunga dan nilai uang yang diinvestasikan tidak akan berkurang.
"Resesi bukan berarti tidak berinvestasi. Resesi hanya mengubah strategi kita dalam berinvestasi. Kurangi investasi di pasar modal, tambah investasi di fixed income dan likuid," ujar Ahmad kepada detikcom beberapa waktu lalu.
5. Pilih Produk Investasi
Dari keterangan di atas, Ahmad mengatakan investasi fixed income adalah yang paling aman di tengah resesi. Adapun produk dari investasi fixed income sendiri antara lain deposito, dan juga surat utang negara (SUN). Deposito sendiri adalah tabungan di bank yang memberi bunga dan pasar uang.
Kembali ke Andy, emas adalah produk investasi mudah dicairkan ke dalam bentuk uang tunai. Dia mengungkapkan, hal ini menjadi pilihan supaya jika ada kemungkinan terburuk di pasar, maka investasi yang dipilih relatif minim penurunan nilai.
"Lalu kalau kita butuh dana sewaktu-waktu ya bisa mudah untuk dicairkan," jelas dia.
Namun yang harus diperhatikan, jika ingin mendapatkan keuntungan saat investasi emas memang membutuhkan waktu yang panjang.
"Butuh waktu panjang, tapi kalau mau dijual cepat juga bisa diandalkan. Hanya saja untuk untung yang cepat kurang bagus," jelas dia.
Lalu, untuk SUN sendiri, khususnya yang bertenor jangka pendek bisa menjadi salah satu investasi yang aman, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke atas.
"Jadi persiapkan dana simpanan di aset yang relatif aman misalnya deposito hingga Rp 2 miliar yang dijamin LPS kemudian ada surat utang pemerintah (SUN) yang dijamin Negara dengan tenor pendek," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Jakarta, Kamis (26/9).
Menurut Bhima, instrumen-instrumen yang sifatnya mudah dicairkan sangat berguna dan membantu para pemilik modal dalam menghadapi resesi ekonomi.
"Ketika kondisi sedang tidak pasti dan membutuhkan dana emergency maka aset yang cepat cair akan menolong kita," jelas dia. dtc