Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Georgia. Otoritas negara bagian Georgia menyatakan perolehan suara antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan capres Partai Demokrat, Joe Biden, masih 'terlalu ketat untuk ditetapkan'. Jika selisih kedua capres terlalu tipis, penghitungan ulang akan dilakukan di negara bagian ini.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Sabtu (7/11/2020), kemungkinan penghitungan ulang di Georgia ini diungkapkan oleh Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger, dalam konferensi pers terbaru pada Jumat (6/11) waktu AS.
"Fokus dari kantor kami dan para pejabat pemilu distrik, untuk saat ini, tetap pada memastikan bahwa setiap suara sah dihitung dan dicatat secara akurat," tegas Raffensperger dalam pernyataannya.
Disebutkan Raffensperger bahwa dari sekitar 5 juta suara yang diberikan pemilih di Georgia, selisihnya akan mencapai 'beberapa ribu' suara.
"Dengan selisih sekecil itu, kemungkinan akan ada penghitungan ulang di Georgia," cetusnya.
Otoritas Georgia melaporkan saat ini kurang dari 8.200 absentee ballots via pos yang masih harus dihitung. Proses penghitungan masih terus berlangsung. Jumlah terbesar ada di Gwinnett County, pinggiran Atlanta, yang dilaporkan masih memiliki 4.169 surat suara yang masih harus dihitung.
Tak hanya itu, masih ada sekitar 8.900 surat suara militer dan luar negeri yang juga harus dihitung jika diterima via pos paling lambat Jumat (6/11) sore waktu AS.
Data sementara Fox News dan Associated Press menunjukkan dengan 99 persen suara masuk di Georgia per Jumat (6/11) malam waktu AS, Biden unggul sementara dengan 2.456.017 suara (49,4 persen) melawan Trump dengan 2.451.793 suara (49,3 persen).
Selisih keduanya mencapai 4.224 suara atau sekitar 0,08 persen dari total suara masuk saat ini. Associated Press melaporkan bahwa jika selisih suara total kedua capres mencapai kurang dari 0,5 persen, maka aturan hukum negara bagian Georgia menetapkan penghitungan ulang harus dilakukan.
"Saat kita mendekati penghitungan akhir, kita bisa mulai melihat ke langkah berikutnya dengan selisih sekecil itu, akan ada penghitungan ulang di Georgia," cetus Raffensperger.(dtc)