Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Raksasa batu bara Peabody Energy mampu melewati kebangkrutan pada April 2017. Lantaran, Donald Trump berencana menghidupkan kembali batu bara. Trump yang saat itu mustahil untuk duduk di kursi presiden berjanji menyelamatkan industri batu bara yang terdesak.
"Kami akan mulai menang, menang, menang, dan Anda akan sangat bangga, dan bagi para penambang itu, bersiaplah karena Anda akan bekerja keras!" kata Trump kepada West Virginia pada Mei 2016 seperti dikutip CNN, Senin (16/11/2020).
Begitu berada di Gedung Putih, Trump menindaklanjuti janji-janjinya itu dengan mencabut peraturan lingkungan era Obama hingga menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan iklim Paris. Awalnya, Peabody Energy diuntungkan dari agenda pro batu bara Trump. Pada Juni 2018, valuasi pasar perusahaan batu bara tersebut naik menjadi US$ 5,9 miliar.
Tetapi penyelamatan batu bara Trump tidak pernah memiliki peluang. Sebab, tidak ada pemotongan birokrasi sebesar apa pun yang dapat mengatasi kekuatan kekuatan pasar. AS memiliki banyak gas alam murah. Menurunnya biaya tenaga surya dan angin berarti energi terbarukan setara dengan bahan bakar fosil. Batubara tidak dapat bersaing dan banyak membuat kecewa komunitas batu bara Appalachia.
Yang terjadi, keruntuhan batu bara dipercepat selama era Trump di mana memusnahkan lebih banyak pekerjaan dan menghancurkan harapan para penambang batu bara yang menganggur.
Lusinan pembangkit listrik tenaga batu bara ditutup selama masa jabatan Trump. Pada tahun 2019, konsumsi batu bara AS turun selama enam tahun berturut-turut tenggelam ke level terlemah sejak 1964. Dan untuk pertama kalinya sejak abad ke-19, AS mengonsumsi lebih banyak energi dari sumber terbarukan seperti matahari daripada dari batu bara.
Peabody Energy yang menjadi perusahaan pertambangan batu bara swasta terbesar di dunia sekali lagi menghentikan pekerjaan dan mendekati kebangkrutan. Harga saham perusahaan telah anjlok 96% sejak mulai diperdagangkan pada April 2017.
Nilai pasar Peabody telah menyusut menjadi hanya US$ 100 juta dari level tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 5,9 miliar dua setengah tahun lalu. "Pasar lebih kuat daripada politik," Jeff McDermott, kepala Nomura Greentech.(dtf)