Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Wakil Menteri BUMN sekaligus Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan banyak orang kaya menahan belanja.
Menurutnya, di tengah pandemi Corona yang belum surut melanda Indonesia, banyak orang kaya tidak mau keluar rumah. Alhasil mereka tidak banyak mengeluarkan uangnya untuk belanja.
"Golongan menengah ke atas spending-nya paling besar di negara ini, dan sebabkan demand clash karena mereka nggak mau keluar, sehingga pemakaian kartu kreditnya mungkin tinggal sepersepuluh saja," ujar Budi dalam webinar CEO Networking 2020, Selasa (24/11/2020).
Bahkan Budi mengakui, dirinya pun hanya sedikit berbelanja. Dia mengatakan, kini pemakaian kartu kredit miliknya cuma berkisar 10-20% dari biasanya.
"Kalau saya sih tinggal 10-20% saja dari biasanya (menggunakan kartu kredit). Karena kalau saya kan nggak pernah ke luar juga, nggak makan di restoran. Istri juga nggak nge-mal, nggak ngopi di luar, nggak arisan," ujar Budi.
Kurangnya kelas menengah atas untuk berbelanja menurutnya menimbulkan dampak kepada ekonomi yang melambat dan berujung pada krisis. Hal tersebut terjadi karena masih ada isu kesehatan yang dikhawatirkan oleh para kelas menengah atas.
"Nah ini yang bikin ekonomi nggak gerak, di fase apapun dia juga nggak akan keluar. Masalahnya itu takut isu kesehatan," kata Budi.
Menurutnya, krisis ekonomi yang terjadi saat ini berbeda dengan yang pernah terjadi sebelumnya. Pasalnya, krisis terjadi karena adanya masalah pada sektor kesehatan, sedangkan yang pernah terjadi adalah krisis karena adanya masalah pada sektor keuangan.
Krisis kesehatan ini membuat orang khawatir keluar rumah, sedangkan pergerakan ekonomi harus terjadi dengan kontak fisik di luar rumah.
"Krisis ekonomi kali ini bukan sektor keuangan, tapi kesehatan, di mana terjadi pandemi. Akibatnya orang takut keluar nggak berani keluar padahal sebagian besar ekonomi digerakkan kontak fisik, sebaik-baiknya digitalisasi pasar volumenya ya nggak akan sama dengan pasar betulan," papar Budi.
Menurutnya, saat ini pemerintah masih terus melakukan penanganan di bidang kesehatan terlebih dahulu. Dengan begitu ekonomi bisa berjalan.
"Sebanyak apapun dana digelontorkan, kalau krisis kesehatan masih jalan tetap ekonomi nggak akan tumbuh. Maka kita 3T-nya terus dilakukan, kesiapan fasilitas kesehatan juga terus diperbaiki, vaksin juga dicari," kata Budi.(dtf)