Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Sumut, Amrizal terkejut mendengar kabar pemerintah yang secara mendadak membubarkan FPI (Front Pembela Islam) dan melarang seluruh aktivitasnya.
Dia berpendapat momentum membubarkan FPI saat ini kurang tepat. Terlebih alasan yang disampaikan tidak dapat diterima.
Amrizal menilai seharusnya pemerintah menjaga situasi tetap kondusif. Dia khawatir muncul dampak sosial yang besar akibat keputusan itu.
"Keputusan membubarkan FPI ini kita khawatir kan akan bisa semakin tajam masalahnya. Takutnya akan menimbulkan dampak sosial yang lebih besar," katanya ketika dimintai tanggapan, Rabu (30/12/2020).
Menurut dia, semua elemen hari ini harus dilibatkan dalam penanganan pandemi covid-19. Dengan keputusan membubarkan FPI maka konsentrasi akan berubah karena situasi sosial dan politik akan ikut berubah. Terlebih Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab saat ini sudah ditahan oleh pihak kepolisian.
"Kenapa di kondisi genting seperti ini langsung dibubarkan FPI. Seperti ini takutnya akan menimbulkan dampak sosial yang lebih besar. Karena FPI banyak didukung oleh ulama-ulama yang berafiliasi dengan ormas-ormas lain. Kami lihat momennya hari ini perang pas kurang pas momennya momentumnya apapun ceritanya FPI sudah banyak berbuat untuk bangsa dan negara," bebernya.
Disisi lain, Amrizal menyinggung perlakuan berbeda pemerintah terhadap organisasi di Papua yang kerap menyuarakan kemerdekaan.
"Kemudian kondisi saat ini kita sedang berjuang menghadapi pandemi covid ini semua komponen harus dilibatkan kalau seandainya mendadak tiba-tiba disampaikan
"Seolah-olah kan hanya ormas FPI saja yang dianggap berbahaya di negara ini sementara di Papua sana, tidak dibubarkan yang mau Merdeka itu membakar merah putih tidak ada tindakan apa dari pemerintah," tukasnya.