Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perundingan kesepakatan dagang antara Inggris dan Uni Eropa pasca-Brexit telah usai. Namun, sektor perdagangan yang menjadi prioritas perundingan itu mengalami gangguan, terutama pada ekspor Inggris diketahui makin mandek.
Padahal Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengklaim kesepakatan perdagangan Brexit akan membangkitkan perdagangan bebas bagi Inggris.
Dikutip dari CNN, Senin (25/1/2021) kini kenyataannya berbeda, eksportir ikan diketahui sulit mengirim ikannya ke Uni Eropa dan menyebabkan pembusukan pada ikan-ikannya di pelabuhan. Perusahaan logistik pun pesimistis ekspor dan impor Inggris akan membaik untuk jangka panjang.
Ketika dimintai komentar tentang hambatan perdagangan dari hasil dari kesepakatan Inggris-UE, juru bicara pemerintah Inggris mengatakan ini merupakan proses baru. Ia mengungkap pemerintah butuh waktu untuk komunikasi secara luas kepada publik.
"Sejak awal kami sudah jelas bahwa kami akan meninggalkan serikat pabean dan pasar tunggal yang berarti akan ada proses baru setelah akhir Masa Transisi. Ini dikomunikasikan secara luas melalui kampanye informasi publik kami," jelasnya.
Kepala Eksekutif Scotland Food and Drink, James Withers mengungkap sistem yang baru dan harus masih menunggu informasi dari pemerintah langsung menuai masalah di perdagangan Inggris. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran pelaku bisnis di Inggris.
"Kami memiliki sistem yang benar-benar baru bagi para eksportir untuk mendapatkan informasi yang belum pernah diuji sebelum digunakan. Hasilnya, entah bagaimana, adalah bahwa sistem itu langsung mulai bermasalah," katanya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pun membantah masalah pada ekspor ini akibat kesepakatan yang dibuat Inggris dan UE. Juru bicaranya mengungkap pemerintah Inggris telah menyediakan 23 juta poundsterling yang akan disalurkan ke industri untuk memudahkan proses tersebut.
Lebih khusus pada masalah ekspor ikan ke UE, Johnson mengungkap mandeknya ekspor ikan akibat banyak restoran yang tutup selama pandemi COVID-19.
Sejauh ini ekonomi Inggris telah kontraksi tajam akibat Brexit dan pandemi COVID-19. HS Markit mengatakan 33% produsen melaporkan penurunan ekspor mereka anjlok gara-gara pandemi dan sekitar 60% mengatakan penurunan ekspornya akibat dari Brexit.
Untuk sektor impor, kini konsumen EU belum betul-betul merasakan dampaknya dari Brexit. Pasalnya di awal tahun seperti saat ini proses impor dari Inggris masih lenggang. Tetapi, ada kekhawatiran untuk pasokan bahan makanan ke depannya.
Hal itu pun sudah terlihat di Irlandia, rak-rak di supermarket terlihat kehabisan stok bahan makanan. Menteri Luar Negeri Irlandia mengungkap rak-rak supermarket yang kosong itu menjadi gambaran masalah dari Brexit.(dtf)