Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Mexico City. Otoritas Meksiko menangkap sejumlah polisi atas dugaan keterlibatan dalam pembantaian 19 imigran di negara bagian Tamaulipas bulan lalu.
Dilansir dari Reuters, Rabu (3/2/2021), Jaksa Agung Tamaulipas, Irving Barrios, menyebut setidaknya 12 polisi negara bagian itu diduga terlibat pembunuhan di wilayah Camargo.
Seorang juru bicara kepolisian setempat mengkonfirmasi penangkapan tersebut, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Pihak berwenang sejauh ini telah mengidentifikasi dua imigran Guatemala dari total 19 korban, yang tubuhnya ditemukan hangus di dalam kendaraan yang terbakar dan penuh peluru.
Warga Guatemala mengatakan mereka khawatir lebih banyak orang yang dicintai yang mencoba mencapai Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas.
Pembantaian itu menimbulkan kekhawatiran baru di Meksiko tentang bahaya yang dihadapi oleh para imigran, banyak dari mereka mengalami pelecehan dalam perjalanan ke utara dari negara-negara Amerika Tengah.
Jika keterlibatan aparat penegak hukum dikonfirmasi, kasus tersebut akan mengingatkan kembali pada tindak penculikan dan pembantaian 43 siswa-guru di kota barat daya Iguala pada tahun 2014 oleh polisi korup yang bekerja dengan geng narkoba.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador telah berjanji untuk mengakhiri pembunuhan dan penculikan oleh pihak berwenang, tetapi hubungan antara pasukan keamanan dan kejahatan terorganisir sulit dibasmi.
Kedua imigran Guatemala tersebut diidentifikasi setelah kerabat suku Maya mereka memberikan sampel DNA untuk membantu penyidik.
Lebih dari selusin korban diyakini berasal dari dataran tinggi Guatemala, wilayah yang paling parah terkena dampak pandemi virus Corona dan cuaca ekstrem tahun lalu.
Juga di antara yang tewas adalah pemilik salah satu truk pickup yang terbakar yang ditemukan di tempat kejadian, kata jaksa penuntut. Truk itu telah disita berminggu-minggu sebelumnya selama penahanan 66 migran di negara bagian tetangga Nuevo Leon, tetapi kemudian dikembalikan ke pemiliknya, yang diidentifikasi sebagai Jesus M.
Jaksa penuntut menyebut Daniel P, yang menjadi salah satu korban Meksiko, sebagai penyelundup imigran.
Insiden itu terjadi di area pedesaan yang ada di kawasan tersibuk perbatasan AS-Meksiko yang dipicu penyeberangan ilegal.
Penyidik meyakini bahwa para korban merupakan bagian dari konvoi kendaraan pembawa migran, termasuk warga Salvador, dan sejumlah pria yang menggunakan senjata untuk perlindungan diri.
Polisi yang ditahan tampaknya telah merekayasa lokasi kejadian dan melepas selongsong peluru, kata jaksa penuntut. Laporan polisi dan informasi yang diberikan tersangka dalam wawancara tidak sesuai dengan catatan telepon dan data lokasi.(dtf)